PENGUNJUNG
BElajar BLOG
- 1. Panduan membuat blog
- 2. Cara setting blog
- 3. Memilih template
- 4. Mengatur huruf dan warna
- 5. Cara memposting artikel
- 6. buat Read more pada template klasik
- 7. Cara membuat Text Area
- 8. Cara membuat menu dropDown
- 9. cara Upload foto
- 10. Cara membuat Link(1)
- 11. Cara membuat Link(2)
- 12. Cara membuat marquee (text berjalan)
- 13. Cara membuat efek Refresh
- 14. Kode HTML tampil pada postingan
- 15. Masalah posting artikel
- 16. Simbol Yahoo! Emoticons
- 17. Simbol Blogger Emoticons
- 18. Cara Pasang jam
- 19. Cara membuat banner animasi
- 20. Cara membuat buku tamu
- 21. HTML Tutorial
- 22. Free Download
- 23. Foto animasi
- 24. Cara pasang Statistik & Tracker
- 25. Perlunya IE dan FireFox
- 26. Cara pasang musik
- 27. Logo & Button
- 28. Membuat Menu D Tree (menu mirip pada windows explorer)
- 29. HTML Tutorial(2)
- 30. Membuat Read more pada template baru
- 31. User Online status
- 32. Cara membuat blogroll Alternatif
- 33. Cara pasang gambar
- 34. Cara membuat Icon YM
- 35. cara pasang Video
- 36. Daftar Mybloglog
- 37. Membuat Navigasi dengan CSS
- 38. Template baru VS template Klasik
- 39. Membuat Penggalan Artikel
- 40. Membuat Link Untuk Download
- 41. Menu Dropdown dengan JavaScript
- 42. Menu Dropdown dengan JavaScript (2)
- 43. Cara Membuat Favicon
- 44. Pasang Recent Comments
- 45. Text Berjalan di Bar menu
- 46. Rotating banner
- 47. Cara membuat kategori (label)
- 48. Read more versi baru
- 49. Pasang Link di New Blogger Template
- 50. Cara Pasang Feed di Blog
- 51. Pasang Banner di Header Blog
- 52. Membuat Banner Bertaburan
- 53. Tips Menghilangkan Border Image
- 54. Cara membuat Navigasi Dengan Css (2)
- 55. Mengatur Perataan Posting Artikel
- 56. Tips Mengganti Background Blog
- 57. Pasang Image pada judul Artikel
- 58. Membuat link satu halaman
- 59. Photo profile berbingkai
- 60. Photo profile berbingkai
- 61. Gambar berbingkai
- 62. Image dalam kode marquee
- 63. Pasang kode tuker link
- 64. Cara daftar search engine
- 65. Cepat terindeks di google
- 66. Pasang Kalender
- 67. Hilangkan garis bawah Link
- 68. Ubah Warna Link
- 69. Pelacak IP Address
- 70. Pasang Jadwal Sholat
- 71. Mengubah lebar kolom template
- 72. Daftar Google Sitemap
- 73. Daftar Feedburner
- 74. Pasang Snaps Shots
- 75. membuat navbar
- 76. pasang label cloud
- 77. Membuat tulisan bergaya koran
- 78. horizontal dropdown menu
- 79. membuat marquee text dalam gambar
- 80. Marquee dengan Javascript
- 81. Siapa yang pasang link ke blog kita
- 82. Kotak komentar dengan haloscan
- 83. Cara membuat daftar isi blog
- 84. Cara menghilangkan Subcribe to
- 85. Tips menambah kolom pada template baru
- 86. Setting Widget Mybloglog
- 87. membuat kursor animasi
- 88. Download Mini Icon
- 89. Menyisipkan Mini icon pada label
- 90. Lebih jauh mengenai Read more
- 100. Cara menghilangkan navbar Blogger
- 101. Cara membuat frame iklan
- 102. Cara mengganti warna sidebar pada template minima
- 103. menyisipkan Icon pada View Profile
- 104. Baca feed melalui Google Reader
- 105. Cara Upload data ke Google Page Creator
- 106. Cara membuat ONLINE BOOKMARK
- 107. mengenal perintah Iframe
- 108. Cara menampilakan karakter khusus
- 109. tutorial software HTML Color V.1.4
- 110. Cara pasang search engine di blog
- 111. Membuat sidebar ada di kiri dan kanan
- 112. Tutorial software scott box shot maker
- 113. Menambah emoticons di shoutbox
- 114. Tips membuat multi kolom
- 115. Cara membuat tabel di blog
- 116. Membuat kotak komentar langsung di halaman posting
- 117. Horizontal tab menu j
- 118. Horiontal tab menu 10
- 119. POp up generator
- 120. Backup blog secara Online
- 121. Atasi error widget harus unik
- 122. Backup data dalam widget
- 123. Pasang fasilitas print
- 124. Trik mudah membuat Read more
- 125. Kotak komentar langsung dalam post untuk template klasik
- 126. Pasang google talk di blog
- 127. Pasang feed dalam kode marquee
- 128. Pasang yahoo messenger (2)
- 129. Pasang google talk di blog (2)
- 130. Hilangkan angka dalam label
- 131. Tips Search Engine Optimization (SEO)
- 132. Pasang Game di blog
- 133. Free CSS menu tabs 6
- 134. Setor muka via gravatar
- 135. membuat gambar thumbnail
- 136. Read more sejajar dengan posting
- 137. Pasang tombol digg
- 138. Upload gambar ke yahoo geocities
- 139. Pasang favicon
- 140. Drop down menu sama lebar
- 141. Drop down menu dengan CSS
- 142. membuat daftsr isi (2)
- 143. Pasang widget post terbaru dan komentar terbaru
- 144. pasang yahoo emoticon (2)
- 145. install assteg emoticon ke post editor
- 146. membuat background posting berbeda-beda
- 147. Pasang iklan google adsense di bawah posting
- 148. Pasang iklan kliksaya.com di bawah read more
- 149. cara membagi dua kolom header
- 150. Install Emoticon More-smilies Cosa aranda ke Editor Posting
- 151. Buat Tulisan bergaya web 2.0 secara Online
- 152. Ziddu - free file hosting
- 153. Tutorial navigasi : Dynamic-FX Slide-In menu
- 154. Free Logo Maker
- 155. Cara Membuat Favicon (2)
- 156. Atasi error copy paste kode wordpress
- 157. fitur-fitur baru dari Blogger.com
- 158. Setting komentar di bawah posting
- 159. Kotak Komentar di bawah Posting
- 160. membuat efek Photo Blur
- 161. Mengubah Lebar Arsip Dropdown
- 162. Cara mengcopy gambar di layar monitor
- 163. menyimpan widget di bawah header
- 164. Cara membuat elemen Persis di bawah header
- 165. Mengatur Tampilan Judul Sidebar
- 166. Google Docs : pasang data excel di blog
- 167. Mengatur tampilan judul posting
- 168. Widget baru mybloglog
- 169. fitur baru blogger
- 170. Membuat warna link berkedip
Link's
Friday, March 6, 2009
Tahap Kreatifitas: bermain-main dengan Aljabar
9:20 AM | Posted by
Moh Yahya |
Edit Post
Being creative is seeing the same things as everybody else but thinking of something different"
Kreatifitas didefinisikan sebagai proses mental yang melibatkan penciptaan suatu konsep dan ide-ide yang baru, atau melihat hubungan yang baru antara berbagai konsep dan ide-ide yang telah ada.. Dari sudut pandang ilmu pengetahuan, hasil dari pikiran yang kreatif dapat diukur dari Keasliannya (originality) dan Kelayakannya (appropriateness).Robert Epstein, Ph.D, seorang psikolog mengatakan bahwa sebetulnya setiap manusia memiliki kemampuan kreatifitas. Dengan demikian tidak ada alasan kita mengatakan "Saya bukan orang yang kreatif", yang ada hanyalah belum mengasah potensi kreatifitas yang dimilikinya. Semakin sering kita mengikuti pelatihan yang mengasah kreatifitas, semakin baik potensi kreatifitas yang dimiliki. Kreatifitas bisa terjadi karena kita mencoba sesuatu dengan sengaja. Dari sengaja kita mampu untuk mengerjakannya dan akhirnya terbiasa. Jadi kreatifitas dapat muncul karena kita terbiasa untuk berkreasi.
Secara singkat, kita dapat menyebutkan keuntungan yang diperoleh Menjadi Orang yang Kreatif , yaitu:
1. Dapat mengembangkan potensi kita diluar batasan inteligensi
2. Menemukan cara yang baru dan lebih baik untuk memecahkan masalah
3. Dapat meningkatkan pengetahuan dan Meningkatkan proses belajar
Dalam artikel ini, pengertian kreatifitas difokuskan pada bidang Matematika, yaitu dalam kemampuan memecahkan masalah-masalah matematika. Untuk memecahkan masalah matematika terdapat banyak cara, oleh karena itu dibutuhkan kreatifitas disini baik untuk membuat pemecahan yang baru, maupun untuk melihat hubungan dengan pemecahan-pemecahan yang telah ada.sebelumnya. Secara umum langkah untuk memecahkan masalah adalah Memahami masalah yang dihadapi secara jelas, Menganalisa penyebab dari masalah tersebut, Merencanakan alternatif-alternatif penyelesaiannya, menggali setiap alternatif yang ada dan terakhir adalah Mengevaluasi apakah masalah telah terpecahkan atau belum.
Dalam tahap awal pengajaran Matematika, biasanya akan difokuskan pada Aritmatika Dasar sampai anak menguasai perhitungan mental dengan baik sehingga telah tumbuh kepercayaan diri akan kemampuan menghitungnya, yang dengan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya anak dapat melangkah ke tahap berikutnya yaitu tahap kreatifitas, yang terutama adalah mengajarkan Aljabar Elementer. Dalam aljabar digunakan simbol (biasanya berupa huruf) untuk merepresentasikan bilangan secara umum sebagai sarana penyederhanaan dan alat bantu memecahkan masalah. Dengan menggunakan aljabar, Anda dapat menyelidiki pola aturan aturan bilangan umumnya.
Dalam tahap kreatifitas ini, mula-mula anak diajarkan untuk menurunkan setiap formula yang telah mereka pakai dalam tahap sebelumnya. Dan kemudian diajarkan bagaimana untuk memodifikasi formula-formula tersebut untuk mempercepat dan mempermudah perhitungan. Selanjutnya mereka diperkenalkan dengan teka-teki (puzzle) matematika yang umumnya berupa soal-soal cerita untuk mengasah kreatifitas mereka dalam memecahkan permasalahan.
Dalam memecahkan masalah matematika ini, ada beberapa pendekatan yang telah diidentifikasikan, misalnya Analogi, Induksi, Variasi Masalah, Melihat Masalah yang Berkaitan, Spesialisasi, Dekomposisi Masalah, Menggunakan Langkah Terbalik, Membuat Gambar, dan Menambahkan Elemen Bantuan.Untuk membangun kreatifitas pada seorang anak, pendekatan-pendekatan ini dapat diperkenalkan sejak awal untuk membantu mereka memecahkan soal-soal matematika yang dihadapi agar selanjutnya mereka dapat memecahkan masalah tersebut secara mandiri
Sebagai contoh sederhana, adalah mencari pola dari bilangan pangkat. Setelah anak terbiasa dengan menghitung pangkat dua atau pangkat tiga. Mereka secara spontan akan bertanya mengenai formula-formula yang lebih tinggi. Padahal untuk pangkat yang tinggi, polanya hampir sama saja, dan secara umum membentuk semacam Binomial Newton. Penurunan pola-pola horisontal inilah yang dapat diajarkan untuk melatih kreatifitas anak.
Perhatikan pola-pola berikut ini:
ab^2 = a^2 2*a*b b^2
ab^3 = a^3 3*a^2*b 3*a*b^2 b^3
sehingga bisa memperkirakan pola untuk pangkat empat sbb:
ab^4 = a^4 4*a^3*b 6*a^2*b^2 4*a*b^3 b^4
Jika diperhatikan pola untuk Konstantanya akan membentuk Pola Segitiga Pascal, sbb:
1
1 1
1 2 1
1 3 3 1
1 4 6 4 1
Kreatifitas didefinisikan sebagai proses mental yang melibatkan penciptaan suatu konsep dan ide-ide yang baru, atau melihat hubungan yang baru antara berbagai konsep dan ide-ide yang telah ada.. Dari sudut pandang ilmu pengetahuan, hasil dari pikiran yang kreatif dapat diukur dari Keasliannya (originality) dan Kelayakannya (appropriateness).Robert Epstein, Ph.D, seorang psikolog mengatakan bahwa sebetulnya setiap manusia memiliki kemampuan kreatifitas. Dengan demikian tidak ada alasan kita mengatakan "Saya bukan orang yang kreatif", yang ada hanyalah belum mengasah potensi kreatifitas yang dimilikinya. Semakin sering kita mengikuti pelatihan yang mengasah kreatifitas, semakin baik potensi kreatifitas yang dimiliki. Kreatifitas bisa terjadi karena kita mencoba sesuatu dengan sengaja. Dari sengaja kita mampu untuk mengerjakannya dan akhirnya terbiasa. Jadi kreatifitas dapat muncul karena kita terbiasa untuk berkreasi.
Secara singkat, kita dapat menyebutkan keuntungan yang diperoleh Menjadi Orang yang Kreatif , yaitu:
1. Dapat mengembangkan potensi kita diluar batasan inteligensi
2. Menemukan cara yang baru dan lebih baik untuk memecahkan masalah
3. Dapat meningkatkan pengetahuan dan Meningkatkan proses belajar
Dalam artikel ini, pengertian kreatifitas difokuskan pada bidang Matematika, yaitu dalam kemampuan memecahkan masalah-masalah matematika. Untuk memecahkan masalah matematika terdapat banyak cara, oleh karena itu dibutuhkan kreatifitas disini baik untuk membuat pemecahan yang baru, maupun untuk melihat hubungan dengan pemecahan-pemecahan yang telah ada.sebelumnya. Secara umum langkah untuk memecahkan masalah adalah Memahami masalah yang dihadapi secara jelas, Menganalisa penyebab dari masalah tersebut, Merencanakan alternatif-alternatif penyelesaiannya, menggali setiap alternatif yang ada dan terakhir adalah Mengevaluasi apakah masalah telah terpecahkan atau belum.
Dalam tahap awal pengajaran Matematika, biasanya akan difokuskan pada Aritmatika Dasar sampai anak menguasai perhitungan mental dengan baik sehingga telah tumbuh kepercayaan diri akan kemampuan menghitungnya, yang dengan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya anak dapat melangkah ke tahap berikutnya yaitu tahap kreatifitas, yang terutama adalah mengajarkan Aljabar Elementer. Dalam aljabar digunakan simbol (biasanya berupa huruf) untuk merepresentasikan bilangan secara umum sebagai sarana penyederhanaan dan alat bantu memecahkan masalah. Dengan menggunakan aljabar, Anda dapat menyelidiki pola aturan aturan bilangan umumnya.
Dalam tahap kreatifitas ini, mula-mula anak diajarkan untuk menurunkan setiap formula yang telah mereka pakai dalam tahap sebelumnya. Dan kemudian diajarkan bagaimana untuk memodifikasi formula-formula tersebut untuk mempercepat dan mempermudah perhitungan. Selanjutnya mereka diperkenalkan dengan teka-teki (puzzle) matematika yang umumnya berupa soal-soal cerita untuk mengasah kreatifitas mereka dalam memecahkan permasalahan.
Dalam memecahkan masalah matematika ini, ada beberapa pendekatan yang telah diidentifikasikan, misalnya Analogi, Induksi, Variasi Masalah, Melihat Masalah yang Berkaitan, Spesialisasi, Dekomposisi Masalah, Menggunakan Langkah Terbalik, Membuat Gambar, dan Menambahkan Elemen Bantuan.Untuk membangun kreatifitas pada seorang anak, pendekatan-pendekatan ini dapat diperkenalkan sejak awal untuk membantu mereka memecahkan soal-soal matematika yang dihadapi agar selanjutnya mereka dapat memecahkan masalah tersebut secara mandiri
Sebagai contoh sederhana, adalah mencari pola dari bilangan pangkat. Setelah anak terbiasa dengan menghitung pangkat dua atau pangkat tiga. Mereka secara spontan akan bertanya mengenai formula-formula yang lebih tinggi. Padahal untuk pangkat yang tinggi, polanya hampir sama saja, dan secara umum membentuk semacam Binomial Newton. Penurunan pola-pola horisontal inilah yang dapat diajarkan untuk melatih kreatifitas anak.
Perhatikan pola-pola berikut ini:
ab^2 = a^2 2*a*b b^2
ab^3 = a^3 3*a^2*b 3*a*b^2 b^3
sehingga bisa memperkirakan pola untuk pangkat empat sbb:
ab^4 = a^4 4*a^3*b 6*a^2*b^2 4*a*b^3 b^4
Jika diperhatikan pola untuk Konstantanya akan membentuk Pola Segitiga Pascal, sbb:
1
1 1
1 2 1
1 3 3 1
1 4 6 4 1
Monday, March 2, 2009
Masa Depan itu Miliknya Sang Pemberani
2:34 PM | Posted by
Moh Yahya |
Edit Post
Wah, dunia usaha berkembang pesat! Begitu mungkin, kata-kata yang Anda lontarkan, andai Anda “orang baru” dalam sebuah bidang usaha. Kian dalam, Anda masuki dan dalami sebuah bidang bisnis, kian banyaklah hal baru yang Anda lihat. Apa yang lima tahun lalu belum ada, saat ini sudah begitu massal dan eksis di tengah-tengah masyarakat. Bahkan, kejayaan yang diraih pengusaha semasa orangtua kita, dalam perjalanan waktu, mejadi “bisnis kuno” yang tersisa kejayaannya dalam kisah-kisah belaka, karena the real bussiness mereka sudah tumbang atau sedang diambang kehancuran. Sudah muncul wirausahawan baru, dengan jurus-jurus barunya yang mulai merajai bidang usaha yang ditanganinya. Usahawan seperti apa, yang berkesanggupan membangun dan mengelola kebaruan demi kebaruan seperti itu? Pasti, ia termasuk pribadi yang gigih, wawasannya luas, kemauannya besar.
Kita juga belum melihat di Indonesia sendiri ada organisasi bisnis yang cukup tangguh merespon kebaruan. Bahkan, peluang-peluang baru, sering lewat begitu saja karena kita belum mampu meresponnya secara baik. Tidak dipungkiri, tantangan pasar lokal maupun global dengan permintaan, selalu meningkat. Pada sisi lain - selain kebaruan-kebaruan dalam bisnis - semangat memberi layanan terbaik berikut inovasi dalam segi pelayanannya, juga berkembang pesat. Siapa bisa mewujudkan idealitas seperti itu, dan sanggup merespon kebaruan, sekaligus kreatif-inovatif di sisi pemberian pelayanan, akan sukses.Masa depan menjadi milik mereka yang tidak kenal takut, inovatif, yang mengenali betapa pentingnya mengembangkan kepemimpinan wirausaha dalam organisasinya.Jangan lalai meluangkan waktu untuk belajar, menulis, meneliti, memberikan saran, konsultasi, dan terus belajar. Organisasi-organisasi terdepan dunia, tak henti melakukan itu. Kami percaya sepenuhnya pada prinsip bahwa cara terbaik untuk melayani diri Anda, untuk berjuang menjadi yang terbaik yang Anda bisa, adalah dengan cara melayani orang lain. Ada tiga hal yang ingin kami ungkap dalam konteks ini.Pertama, meski dalam skala yang lebih sederhana, kami memiliki kesempatan untuk belajar melayani yang lain, bersikap kreatif, memimpin yang lain, dan menyelesaikan apa yang kami mulai. Dalam proses itu, yang berangsur luluh dalam pembelajaran, ”bagaimana untuk bertahan hidup” (to get by), daripada untuk membangun kebersamaan (to get on).Mungkin saat paling kritis yang terpenting dari proses pertumbuhan kami sesungguhnya adalah bersikap kritis. Seringkali terlalu sering kita menjadi lebih ahli dalam menunjuk apa yang salah dari suatu pendapat, daripada yang benar. Karena kita terbiasa berusaha keras untuk bertingkah laku dengan cara yang konsisten dengan apa yang membuat kita merasa nyaman, kita menerapkan cara pandang kritis yang sama terhadap ide-ide baru, inovasi baru dan kreativitas. Segala bentuk dari ‘pemikiran kewirausahaan’ atau ‘kepemimpinan inovatif’ dalam pandangan kita yang terkondisi, justru kerap dianggap: ”sebaiknya dihindari”.Kurangnya pemikiran kewirausahaan ini berakibat serius. Pertemuan demi pertemuan dalam organisasi bisnis, terlalu banyak berisi ”wacana”, tidak banyak menghasilkan sesuatu yang konkret. Kegagalan wirausahawan, kendati secara kumulatif “sukses” adalah, ketika ditelusuri bagian demi bagian, ditemukan bagian-bagian yang kurang bahkan tidak sukses! Ada sukses besar yang mensubsidi kegagalan bagian tertentu dalam organisasi bisnis yang bersangkutan. Yang parah, kegagalan bagian-bagian tertentu yang “tertutupi” sukses kumulatif organisasi, tak banyak dipersoalkan, atau lalai dipersoalkan. Padahal, ini tidak boleh dibiarkan, karena tidak selamanya sukses kumulatif itu bisa diraih. Sebaliknya, sebuah kegagalan di beberapa bagian, berakibat merusak strategi pencapaian totalitas sukses organisasi.Kalau diungkapkan dalam momentum yang tepat, dengan cara yang juga tepat, biasanya sebagian besar dari mereka setuju. Dan tindakan kecil namun penting (tapi tidak ditindak lanjuti sehingga terlupakan selamanya) yang didiskusikan dalam pertemuan tim sampai dengan pesan-pesan strategis yang disampaikan melalui pertemuan pleno yang mahal (namun tidak diteruskan sehingga tetap tinggal sebagai pesan yang tidak terkomunikasikan), terlalu banyak penggerak bisnis yang sangat terlatih ternyata bertolak dari pengalaman berpikir dan bertindak sederhana sebagai orang upahan! Anda bisa bertanya, apa salahnya dengan ”orang upahan”.Bersiaplah mendengar sesuatu yang pedas. Orang-orang semacam ini, hanya mengecewakan apa yang mereka percayai dari instruksi, peran atau tanggung jawab pekerjaan yang diharapkan dari mereka. Tentunya itu dengan persepsi mereka sendiri. Salah satu dari prinsip yang ada dalam buku ini, belajar berpikir kewirausahaan (sebagai wirausaha) daripada kekaryawanan (sebagai karyawan).Hal yang ketiga, kami terheran-heran selama bertahun-tahun pada jawaban yang saya terima terhadap pertanyaan sederhana yang ditujukan pada lulusan yang cemerlang dan manajer yang sangat berpengalaman, seperti: ‘Mengapa suatu organisasi mempekerjakan Anda?’. Jawabannya bervariasi dari: ”Karena saya memiliki CV/ MBA/ gelar/pengalaman/ pendidikan/latarbelakang/dll. yang baik” sampai dengan: ”Saya dapat mengelola orang/administrasi/sistem kontrol, dll. dengan baik yang berkaitan dengan kebutuhan yang normal.” Padahal, perlu kami tegaskan, suatu organisasi tidak, sebaiknya tidak pada tingkat mana pun, mempekerjakan karyawan dengan kualifikasi tinggi atau berpengalaman baik karena kualifikasi atau pengalaman mereka.Kalau bukan demikian, lalui apa? Suatu bisnis beroperasi secara sukses ketika dia memberikan hasil yang terukur dan meningkat melalui produk dan layanannya. Sukses suatu bisnis memerlukan tujuh ‘In’ dari eksekutif yang ada:1. Insight (wawasan) tentang seperti apa masa depan nantinya2. lntuisi untuk membuat keputusan yang benar3. Inisiatif untuk bertindak efektif4. Inovasi untuk mencipta secara berbeda5. lntegritas untuk mengikuti dengan tekun dan dengan benar6. lndividualitas untuk menerima kepemilikan7. Interdependensi untuk menetapkan hal-hal di atas sebagai rekan dalam suatu timOrganisasi bisnis (bahkan organisasi apapun) perlu serius mengembangkan sumber daya insaninya. Ini kunci mengoptimalkan potensi kreatif, daya inisiatif dan kepemimpinan. Sukses organisasi bisnis di masa depan, dimulai dari ikhtiar simultan pengembangan kepemimpinan kewirausahaan hari ini. Tak ada yang “terlalu dini” dalam urusan pengembangan kepemimpinan, karena dari kepemimpinan yang antisipatif, visoner, bisa dibangun sukses di masa depan.Disraeli bilang, “Perubahan, adalah sesuatu yang konstan”. Namun hanya sedikit organisasi mapan yang sungguh-sungguh mengakui makna sesungguhnya pernyataan ini, walaupun perubahan bujet sering kali lebih besar daripada keuntungan dari beberapa organisasi, bahkan di sejumlah negara kecil. Rasa puas profesional, kurangnya inovasi dan penghindaran rasa memiliki tidak dapat lagi diperkenankan menyebar dalam bisnis seperti saat ini. Organisasi yang berupaya untuk menghasilkan pertumbuhan positif bagi semua stakeholder yang terlibat, harus mengembangkan keseimbangan nyata antara pemikiran kewirausahaan dan struktur mapan mereka.Di dalam arena bisnis, hanya sedikit model bisnis yang relevan pada saat ini, baik di tingkat lokal maupun global. Mungkin model yang paling sesuai adalah sebuah gyroskop yang berputar karena kemampuannya untuk tetap seimbang tanpa memperhatikan sudut dan arah. Model semacam ini, sebagai contoh, memastikan bahwa planet yang kita diami menjaga keseimbangan sempurna dari jagad raya. Di lain pihak tanggapan negatif pada suatu gyroskop merupakan suatu proyektil peluru terhadap keseimbangan dan terarah pada sasaran. Model semacam ini yang konstan, namun tetap bergerak, adalah penggambaran yang sempuma untuk penciptaan budaya wirausaha dalam suatu organisasi yang mapan. Dengan setiap arah strategis, seluruh perusahaan bergerak sembari mempertahankan keseimbangan.Suatu organisasi harus secara penuh memiliki tanggungjawab untuk mengembangkan sumber daya manusianya, dan pada gilirannya potensi kreativitas, inisiatif dan kepemimpinannya mencapai prestasi optimalnya. Organisasi yang ingin mencapai sukses besok akan mengembangkan kepemimpinan kewirausahaan pada hari ini.Bab-bab selanjutnya secara berurutan menunjukan bagaimana menciptakan organisasi wirausaha karena masa depan menjadi milik mereka yang: Pemberani, Inovator, dan Punya Jiwa WirausahaPengetahuan Saja Tak CukupBersekolah tinggi-tinggi, membuat pribadi pembelajar memperoleh pengetahuan. Tapi belum tentu mereka memiliki ide. Napoleon Hill pemah berkata,”Pikiran adalah benda”. Tapi pikiran biasa tidak akan sanggup membawa kita kemana-mana. Setiap orang punya pikiran, tapi hanya sedikit yang punya ide. Ide, adalah pikiran yang punya arah atau tujuan.Buat kami, menganggap pengetahuan berharga, maaf saja, itu pandangan keliru. Pengetahuan itu statis, idelah yang berguna. Banyak orang dalam masyarakat kita hanya memikirkan penumpukan pengetahuan sehingga kita mendorong anak-anak kita mengejar pemilikan lembaran ijazah. Einstein pemah bilang,”Pengetahuan yang tidak diterapkan itu tidak berguna. Hanya ide yang bisa mengubah dunia.” Apa gunanya menjadi perpustakaan atau ensiklopedi berjalan?Mugkin cukup inspiratif bagi Anda, menyimak sidang penghinaan terhadap Henri Ford, pendiri Ford Motor. Koran pemah menyebutnya ignoramus (orang bodoh). Kasus itu dibawa ke pengadilan. Untuk membuktikan bahwa ia memang orang bodoh dan tak berpendidikan, pembelanya menanyakan pertanyaan seperti ini :”Siapa presiden kesembilan belas Amerika?””Berapa mil jarak matahari ke bumi?””Apa yang dikatakan dalam Prinsip Archimedes?””Berapa akar pangkat dua dari 1?”Pertanyaan itu berkisar dari sejarah sampai fisika dan matematika dengan harapan bila ia tidak bisa menjawabnya, itu akan membuktikan bahwa ia tidak punya pengetahuan dan memang bodoh!Henry Ford bosan menghadapi semua pertanyaan itu. Ia sontak berdiri, menghadap hakim.”Ya Tuhan, mengapa saya harus menyia-nyiakan waktu menjawab pertanyaan bodoh ini bila dengan hanya memencet tombol, saya bisa memanggil ahli sejarah terbaik untuk menjawab pertanyaan dan dengan tombol lain saya bisa memanggil ahli fisika terbaik untuk menjawab dan ahli matematika terbaik untuk menghitung semua soal….”Semua yang ada di ruang sidang, terdiam. Baru saja mereka mendengarkan kata-kata dari seorang terpelajar dan bijaksana. Tak perlu dikatakan, Henry Ford memenangkan perkara!Pembaca, kami hanya mau bilang, perbedaan antara pergi ke sekolah dan menjadi terpelajar. Banyak orang menganggap orangtua dan kakek kita tidak terpelajar karena tidak pemah bersekolah. Ini menyedihkan! Beberapa anak bahkan merasa malu akan orangtuanya karena punya orangtuanya petani padi, penderes karet, pemilik binatu atau pedagang kaki lima.Apakah kita bisa menanamkan seorang lulusan universitas tapi malu akan orangtuanya sebagai orang terpelajar?Yang menarik, dari semua hal yang berubah dalam 50 tahun terakhir, pendidikanlah yang berubah belakangan.Sangat menarik untuk dicatat bahwa seorang ilmuan yang mempelajari hidup dan pemikiran Socrates mendapat PhD untuk itu. Tapi Socrates sendiri tidak punya ijazah sama sekali.Bila beberapa cerita dan hal-hal yang disampaikan pada halaman ini menantang pikiran Anda, ini pertanda baik. Karena, sebelum kita bisa menghasilkan ide, pikiran kita harus bebas. Itu yang ingin kami capai. Pendidikan harus membebaskan pikiran kita dan bukan menguncinya.Tujuan pendidikan adalah menggantikan pikiran yang kosong dengan pikiran yang terbuka.Anda akan memperhatikan bahwa sulit sekali ide muncul bila pikiran terlalu kaku dan terkontrol atau terkondisi. Perhatikan bahwa salah satu penemu terbesar sepanjang masa, Thomas Alfa Edison, hanya bersekolah selama tiga bulan. Henry Ford bersekolah sebentar.Mungkin spesialis terlalu terbenam dalam pikiran mereka, sehingga mereka tidak bisa keluar untuk memecahkan masalah.Anda pernah dengar, bukan, tentang Lembah Silikon (Silicon Valley). Itu desa kecil di California. Bukan kebetulan kalau di sini lahir banyak ide. Miliuner yang dihasilkan lembah ini setiap bulan, mengejutkan. Setiap lima hari, sebuah perusahaan go public di Lembah Silokon!Tahun 1980-an, ”mesin uang” mereka, sektor manufaktur. tahun 1990-an, pebisnis jasa, merupakan gelombang kedua pencetak uang. Pada milenium baru ini, penghasil uang terbesar, adalah kelompok yang bekerja berdasarkan ide. Berikut ini, 20 multimiliuner yang berusia di bawah 40 tahun pada 1 September 1999.Ini berarti sudah waktunya kita mengubah ide yang dapat membantu kita mendapatkan uang tunai, penjualan atau bisnis, dalam kehidupan sehari-hari.Bila Anda merenungkan lebih lanjut, bahwa ternyata setiap masalah yang belum terselesaikan adalah karena kita belum memikirkan ide untuk mecahkannya.”Kekayaan adalah produk dari kapasitas pemikiran manusia.”Amy Rand“Orang dengan ide baru adalah orang aneh – sampai ide itu berhasil.”Mark TwainKadang-kadang dalam pencarian kita untuk suatu pemecahan kita tidak boleh hanya bertahan pada cara pikir lama. Masalahnya sejak sekolah kita terkondisikan demikian, kita hanya punya jawaban yang salah atau benar. Hidup tidak semuanya hitam atau putih. Kadang bisa juga berwama abu-abu bahkan seperti pelangi. Cobalah beberapa ide atau metode yang mungkin. Beberapa mungkin kedengaran gila, tapi mungkin juga berhasil.Harga Sebuah Ide?Berapakah harga sebuah ide ?Coca Cola perusahaan raksasa dunia yang memproduksi minuman berkarbonasi dengan jutaan karyawan, penghasilannya 169 miliar dollar pertahun, mereknya dihargai $ US 69, 6 miliar diatas para kampium yang bisnisnya “lebih bergengsi” seperti Microsoft ($ US 64,1 miliar), IBM ($ US 51,2 miliar), GE ($ US 41,3 miliar), Intel ($ US 30,,9 miliar), Nokia ($ US 30,0 miliar), Disney ($ US 29,3 miliar), dan Mercedez Benz ($ US 21,0 miliar).Pembaca, ide itu mahal. Sering nilainya unlimited. Kalau pun terpaksa harus muncul sebuah angka nominal tertentu untuk harga sebuah ide, lebih karena kepentingan praktis, transaksi atas itu harus berlangsung. Sejatinya, ide sendiri, susah diukur nilainya. Ia bergerak, memberi pengaruh terhadap banyak hal, menciptakan banyak situasi-situasi baru.Kewirausahaan, adalah “jagad ide” yang akan mati saat ide sudah hilang tergantikan dengan rutinitas mekanistik. Rutinitas itu, sering terjadi sebagai dampak psiklogi dunia formal. Ya, tegasnya: pendidikan formal. Korban-korbannya begitu banyak. Mereka bersekolah, tapi kebingungan dalam menyusun kemauannya sendiri. Berbondong-bondong, mengekori sebuah tujuan tertentu, membuat sebuah peluang kerja, menjadi kian sempit lantaran persaingan amat ketat.Padahal, segudang fakta menunjukkan, mereka yang “lepas dari belenggu persekolahan dan penjara pengetahuan”, malah melihat peluang dan membangunkan jiwa kewirausahaan dalam dirinya.Lihat saja, Primagama, bimbingan belajar milik Purdi Chandra, drop out dari Universitas terkemuka, Gajah Mada, kini menjadi satu-satunya bimbingan belajar yang masuk Museum Rekor Indonesia (MURI) memiliki 297 cabang tersebar di 122 kota di Indonesia dengan 107.334 siswa dengan penghasilan tahunan berkisar 300 miliar (data tahun 2003).Jangan Pergi ke Sekolah?Kalau begitu, masih perlukah sekolah? Sangat sesuai jika kata-kata terakhir dari bab ini, kami nukil dari Lerry Ellison, CEO Oracle Corp, orang kedua terkaya di dunia. Pada suatu kesempatan, ia diundang untuk memberi pidato pembukaan untuk wisuda Kelas 2000 Universitas Yale dan ‘diseret turun’ dari panggung sebelum ia menyelesaikan pidatonya. Dibawah ini adalah salinan pidatonya:“Lulusan Yale University, saya minta maaf bila Anda telah mengalami prolog seperti ini sebelumnya, namun saya ingin Anda melakukan sesuatu untuk diri Anda sendiri. Tolong, lihatlah sekeliling Anda dengan baik. Lihatlah teman di sebelah kiri Anda. Lihatlah teman di sebelah kanan Anda. Sekarang pikirkan ini: 5 tahun dari sekarang, 10 tahun dari sekarang, bahkan 30 tahun dari sekarang, kemungkinannya adalah orang disebelah kiri Anda akan menjadi pecundang. Orang di sebelah kanan Anda juga akan jadi pecundang. Dan Anda di tengah? Apa yang Anda harapkan? Pecundang, pecundang, cum laude pecundang.Nyatanya, ketika saya melihat ke hadapan saya sekarang, sayatidak melihat seribu harapan untuk masa depan yang cerah. Saya tidak melihat permimpin masa depan dalam seribu industri. Saya melihat seribu pencundang. Anda kesal. Itu bisa dimengerti.Bagaimanapun, bagaimana saya, Lawrence ‘Larry’ Ellison, seorang yang drop out dari kampus, memiliki keberanian untuk mengatakan omong kosong ini pada lulusan salah satu institusi paling bergengsi bangsa ini? Akan saya katakan sebabnya. Karena saya Lawrence ‘Lerry’ Ellison, orang terkaya di planet ini adalah seorang drop out kuliah dan Anda tidak.Karena Bill Gates, manusia terkaya di planet – saat ini – adalah juga drop out kuliah, dan Anda tidak.Karena Paul Allen, orang ketiga terkaya di planet ini, keluar kampus, dan Anda tidak.Dan berikutnya, karena Michael Dell, No. 9 dari daftar dan bergerak cepat, adalah drop out kampus, dan sekali lagi Anda tidak.Hemmm…Anda sangat kesal. Itu bisa dimengerti. Jadi biarkan saya mengelus ego Anda dengan menunjukkan, dengan jujur, bahwa diploma Anda tidak diperoleh dengan percuma. Kebanyakan dari Anda, saya percaya, telah menghabiskan empat sampai lima tahun di sini, dan dalam banyak hal apa yang Anda telah pelajari dan alami akan berguna bagi Anda di tahun mendatang. Anda telah membuat kebiasaan kerja yang baik. Anda telah membuat jaringan orang yang akan membantu Anda di jalan. Dan Anda telah membuat apa yang akan menjadi hubungan seumur hidup dengan kata ‘tetapi’. Semuanya itu tentu saja baik. Karena sebenarnya Anda akan membutuhkan jaringan itu. Anda akan membutuhkan kebiasaan kerja yang kuat itu. Anda akan membutuhkan terapi.Anda akan membutuhkan mereka karena Anda tidak drop out, dan Anda tidak akan pemah berada di antara orang terkaya di dunia. Oh pasti, Anda bisa, mungkin mendaki jalan Anda ke atas ke No. 10 atau 11, seperti Steve Ballmer. Tapi kemudian, saya tidak perlu mengatakan kepada siapa ia bekerja bukan? Dan, ia drop out dari sekolah persiapan. Agak ketinggalan berkembang.Akhirnya, saya menyadari banyak dari Anda, saya harap kebanyakan dari Anda bertanya-tanya? ”Apakah ada yang bisa kulakukan? Apakah ada harapan untukku?” Tidak ada! Terlambat sudah. Anda telah menyerap terlalu banyak, pikiran Anda tahu terlalu banyak. Anda tidak 19 tahun lagi. Anda memiliki topi yang terbentuk dan saya tidak merujuk pada papan mortar di kepala Anda.Hmm………..Anda sangat kesal. Itu bisa dimengerti. Jadi mungkin ini waktunya untuk membawa garis perak. Bukan untuk Anda, Kelas 2000. Anda sudah dihapuskan, jadi akan saya biarkan Anda mencari pekerjaan yang mengibakan, yang cek gaji Anda ditandatangani oleh teman sekolah Anda yang drop out dua tahun lalu.Sebaliknya, saya ingin memberi harapan bagi semua yang masih sekolah di sini sekarang. Saya katakan kepada Anda, saya tidak bisa menekankan ini. Pergilah. Kemasi barang-barang dan idemu dan jangan kembali. Drop out dan mulailah.Karena bisa saya katakan bahwa topi dan jubah akan menurunkan Anda seperti petugas keamanan ini menarik saya turun dari panggung menurunkan saya.(Pidato, dihentikan!)Ya, sudah dikatakan bahwa abad ke-20 adalah abad di mana gelar akademi dari universitas sangat peting, tapi tidak lagi di abad 21. Kecenderungan ini sudah dimulai di AS, Jepang, dan kemudian di seluruh dunia. Banyak yang drop out dan mulai! Bila Anda punya gelar, itu bagus, tapi jangan jadikan itu sebagai halangan. Jangan biarkan ijazah Anda menentukan jumlah yang bisa Anda dapatkan atau apa yang bisa Anda lakukan.
Di ambil dari buku:
Jangan Mau Gajian Seumur Hidup
Valentino Dinci
Kita juga belum melihat di Indonesia sendiri ada organisasi bisnis yang cukup tangguh merespon kebaruan. Bahkan, peluang-peluang baru, sering lewat begitu saja karena kita belum mampu meresponnya secara baik. Tidak dipungkiri, tantangan pasar lokal maupun global dengan permintaan, selalu meningkat. Pada sisi lain - selain kebaruan-kebaruan dalam bisnis - semangat memberi layanan terbaik berikut inovasi dalam segi pelayanannya, juga berkembang pesat. Siapa bisa mewujudkan idealitas seperti itu, dan sanggup merespon kebaruan, sekaligus kreatif-inovatif di sisi pemberian pelayanan, akan sukses.Masa depan menjadi milik mereka yang tidak kenal takut, inovatif, yang mengenali betapa pentingnya mengembangkan kepemimpinan wirausaha dalam organisasinya.Jangan lalai meluangkan waktu untuk belajar, menulis, meneliti, memberikan saran, konsultasi, dan terus belajar. Organisasi-organisasi terdepan dunia, tak henti melakukan itu. Kami percaya sepenuhnya pada prinsip bahwa cara terbaik untuk melayani diri Anda, untuk berjuang menjadi yang terbaik yang Anda bisa, adalah dengan cara melayani orang lain. Ada tiga hal yang ingin kami ungkap dalam konteks ini.Pertama, meski dalam skala yang lebih sederhana, kami memiliki kesempatan untuk belajar melayani yang lain, bersikap kreatif, memimpin yang lain, dan menyelesaikan apa yang kami mulai. Dalam proses itu, yang berangsur luluh dalam pembelajaran, ”bagaimana untuk bertahan hidup” (to get by), daripada untuk membangun kebersamaan (to get on).Mungkin saat paling kritis yang terpenting dari proses pertumbuhan kami sesungguhnya adalah bersikap kritis. Seringkali terlalu sering kita menjadi lebih ahli dalam menunjuk apa yang salah dari suatu pendapat, daripada yang benar. Karena kita terbiasa berusaha keras untuk bertingkah laku dengan cara yang konsisten dengan apa yang membuat kita merasa nyaman, kita menerapkan cara pandang kritis yang sama terhadap ide-ide baru, inovasi baru dan kreativitas. Segala bentuk dari ‘pemikiran kewirausahaan’ atau ‘kepemimpinan inovatif’ dalam pandangan kita yang terkondisi, justru kerap dianggap: ”sebaiknya dihindari”.Kurangnya pemikiran kewirausahaan ini berakibat serius. Pertemuan demi pertemuan dalam organisasi bisnis, terlalu banyak berisi ”wacana”, tidak banyak menghasilkan sesuatu yang konkret. Kegagalan wirausahawan, kendati secara kumulatif “sukses” adalah, ketika ditelusuri bagian demi bagian, ditemukan bagian-bagian yang kurang bahkan tidak sukses! Ada sukses besar yang mensubsidi kegagalan bagian tertentu dalam organisasi bisnis yang bersangkutan. Yang parah, kegagalan bagian-bagian tertentu yang “tertutupi” sukses kumulatif organisasi, tak banyak dipersoalkan, atau lalai dipersoalkan. Padahal, ini tidak boleh dibiarkan, karena tidak selamanya sukses kumulatif itu bisa diraih. Sebaliknya, sebuah kegagalan di beberapa bagian, berakibat merusak strategi pencapaian totalitas sukses organisasi.Kalau diungkapkan dalam momentum yang tepat, dengan cara yang juga tepat, biasanya sebagian besar dari mereka setuju. Dan tindakan kecil namun penting (tapi tidak ditindak lanjuti sehingga terlupakan selamanya) yang didiskusikan dalam pertemuan tim sampai dengan pesan-pesan strategis yang disampaikan melalui pertemuan pleno yang mahal (namun tidak diteruskan sehingga tetap tinggal sebagai pesan yang tidak terkomunikasikan), terlalu banyak penggerak bisnis yang sangat terlatih ternyata bertolak dari pengalaman berpikir dan bertindak sederhana sebagai orang upahan! Anda bisa bertanya, apa salahnya dengan ”orang upahan”.Bersiaplah mendengar sesuatu yang pedas. Orang-orang semacam ini, hanya mengecewakan apa yang mereka percayai dari instruksi, peran atau tanggung jawab pekerjaan yang diharapkan dari mereka. Tentunya itu dengan persepsi mereka sendiri. Salah satu dari prinsip yang ada dalam buku ini, belajar berpikir kewirausahaan (sebagai wirausaha) daripada kekaryawanan (sebagai karyawan).Hal yang ketiga, kami terheran-heran selama bertahun-tahun pada jawaban yang saya terima terhadap pertanyaan sederhana yang ditujukan pada lulusan yang cemerlang dan manajer yang sangat berpengalaman, seperti: ‘Mengapa suatu organisasi mempekerjakan Anda?’. Jawabannya bervariasi dari: ”Karena saya memiliki CV/ MBA/ gelar/pengalaman/ pendidikan/latarbelakang/dll. yang baik” sampai dengan: ”Saya dapat mengelola orang/administrasi/sistem kontrol, dll. dengan baik yang berkaitan dengan kebutuhan yang normal.” Padahal, perlu kami tegaskan, suatu organisasi tidak, sebaiknya tidak pada tingkat mana pun, mempekerjakan karyawan dengan kualifikasi tinggi atau berpengalaman baik karena kualifikasi atau pengalaman mereka.Kalau bukan demikian, lalui apa? Suatu bisnis beroperasi secara sukses ketika dia memberikan hasil yang terukur dan meningkat melalui produk dan layanannya. Sukses suatu bisnis memerlukan tujuh ‘In’ dari eksekutif yang ada:1. Insight (wawasan) tentang seperti apa masa depan nantinya2. lntuisi untuk membuat keputusan yang benar3. Inisiatif untuk bertindak efektif4. Inovasi untuk mencipta secara berbeda5. lntegritas untuk mengikuti dengan tekun dan dengan benar6. lndividualitas untuk menerima kepemilikan7. Interdependensi untuk menetapkan hal-hal di atas sebagai rekan dalam suatu timOrganisasi bisnis (bahkan organisasi apapun) perlu serius mengembangkan sumber daya insaninya. Ini kunci mengoptimalkan potensi kreatif, daya inisiatif dan kepemimpinan. Sukses organisasi bisnis di masa depan, dimulai dari ikhtiar simultan pengembangan kepemimpinan kewirausahaan hari ini. Tak ada yang “terlalu dini” dalam urusan pengembangan kepemimpinan, karena dari kepemimpinan yang antisipatif, visoner, bisa dibangun sukses di masa depan.Disraeli bilang, “Perubahan, adalah sesuatu yang konstan”. Namun hanya sedikit organisasi mapan yang sungguh-sungguh mengakui makna sesungguhnya pernyataan ini, walaupun perubahan bujet sering kali lebih besar daripada keuntungan dari beberapa organisasi, bahkan di sejumlah negara kecil. Rasa puas profesional, kurangnya inovasi dan penghindaran rasa memiliki tidak dapat lagi diperkenankan menyebar dalam bisnis seperti saat ini. Organisasi yang berupaya untuk menghasilkan pertumbuhan positif bagi semua stakeholder yang terlibat, harus mengembangkan keseimbangan nyata antara pemikiran kewirausahaan dan struktur mapan mereka.Di dalam arena bisnis, hanya sedikit model bisnis yang relevan pada saat ini, baik di tingkat lokal maupun global. Mungkin model yang paling sesuai adalah sebuah gyroskop yang berputar karena kemampuannya untuk tetap seimbang tanpa memperhatikan sudut dan arah. Model semacam ini, sebagai contoh, memastikan bahwa planet yang kita diami menjaga keseimbangan sempurna dari jagad raya. Di lain pihak tanggapan negatif pada suatu gyroskop merupakan suatu proyektil peluru terhadap keseimbangan dan terarah pada sasaran. Model semacam ini yang konstan, namun tetap bergerak, adalah penggambaran yang sempuma untuk penciptaan budaya wirausaha dalam suatu organisasi yang mapan. Dengan setiap arah strategis, seluruh perusahaan bergerak sembari mempertahankan keseimbangan.Suatu organisasi harus secara penuh memiliki tanggungjawab untuk mengembangkan sumber daya manusianya, dan pada gilirannya potensi kreativitas, inisiatif dan kepemimpinannya mencapai prestasi optimalnya. Organisasi yang ingin mencapai sukses besok akan mengembangkan kepemimpinan kewirausahaan pada hari ini.Bab-bab selanjutnya secara berurutan menunjukan bagaimana menciptakan organisasi wirausaha karena masa depan menjadi milik mereka yang: Pemberani, Inovator, dan Punya Jiwa WirausahaPengetahuan Saja Tak CukupBersekolah tinggi-tinggi, membuat pribadi pembelajar memperoleh pengetahuan. Tapi belum tentu mereka memiliki ide. Napoleon Hill pemah berkata,”Pikiran adalah benda”. Tapi pikiran biasa tidak akan sanggup membawa kita kemana-mana. Setiap orang punya pikiran, tapi hanya sedikit yang punya ide. Ide, adalah pikiran yang punya arah atau tujuan.Buat kami, menganggap pengetahuan berharga, maaf saja, itu pandangan keliru. Pengetahuan itu statis, idelah yang berguna. Banyak orang dalam masyarakat kita hanya memikirkan penumpukan pengetahuan sehingga kita mendorong anak-anak kita mengejar pemilikan lembaran ijazah. Einstein pemah bilang,”Pengetahuan yang tidak diterapkan itu tidak berguna. Hanya ide yang bisa mengubah dunia.” Apa gunanya menjadi perpustakaan atau ensiklopedi berjalan?Mugkin cukup inspiratif bagi Anda, menyimak sidang penghinaan terhadap Henri Ford, pendiri Ford Motor. Koran pemah menyebutnya ignoramus (orang bodoh). Kasus itu dibawa ke pengadilan. Untuk membuktikan bahwa ia memang orang bodoh dan tak berpendidikan, pembelanya menanyakan pertanyaan seperti ini :”Siapa presiden kesembilan belas Amerika?””Berapa mil jarak matahari ke bumi?””Apa yang dikatakan dalam Prinsip Archimedes?””Berapa akar pangkat dua dari 1?”Pertanyaan itu berkisar dari sejarah sampai fisika dan matematika dengan harapan bila ia tidak bisa menjawabnya, itu akan membuktikan bahwa ia tidak punya pengetahuan dan memang bodoh!Henry Ford bosan menghadapi semua pertanyaan itu. Ia sontak berdiri, menghadap hakim.”Ya Tuhan, mengapa saya harus menyia-nyiakan waktu menjawab pertanyaan bodoh ini bila dengan hanya memencet tombol, saya bisa memanggil ahli sejarah terbaik untuk menjawab pertanyaan dan dengan tombol lain saya bisa memanggil ahli fisika terbaik untuk menjawab dan ahli matematika terbaik untuk menghitung semua soal….”Semua yang ada di ruang sidang, terdiam. Baru saja mereka mendengarkan kata-kata dari seorang terpelajar dan bijaksana. Tak perlu dikatakan, Henry Ford memenangkan perkara!Pembaca, kami hanya mau bilang, perbedaan antara pergi ke sekolah dan menjadi terpelajar. Banyak orang menganggap orangtua dan kakek kita tidak terpelajar karena tidak pemah bersekolah. Ini menyedihkan! Beberapa anak bahkan merasa malu akan orangtuanya karena punya orangtuanya petani padi, penderes karet, pemilik binatu atau pedagang kaki lima.Apakah kita bisa menanamkan seorang lulusan universitas tapi malu akan orangtuanya sebagai orang terpelajar?Yang menarik, dari semua hal yang berubah dalam 50 tahun terakhir, pendidikanlah yang berubah belakangan.Sangat menarik untuk dicatat bahwa seorang ilmuan yang mempelajari hidup dan pemikiran Socrates mendapat PhD untuk itu. Tapi Socrates sendiri tidak punya ijazah sama sekali.Bila beberapa cerita dan hal-hal yang disampaikan pada halaman ini menantang pikiran Anda, ini pertanda baik. Karena, sebelum kita bisa menghasilkan ide, pikiran kita harus bebas. Itu yang ingin kami capai. Pendidikan harus membebaskan pikiran kita dan bukan menguncinya.Tujuan pendidikan adalah menggantikan pikiran yang kosong dengan pikiran yang terbuka.Anda akan memperhatikan bahwa sulit sekali ide muncul bila pikiran terlalu kaku dan terkontrol atau terkondisi. Perhatikan bahwa salah satu penemu terbesar sepanjang masa, Thomas Alfa Edison, hanya bersekolah selama tiga bulan. Henry Ford bersekolah sebentar.Mungkin spesialis terlalu terbenam dalam pikiran mereka, sehingga mereka tidak bisa keluar untuk memecahkan masalah.Anda pernah dengar, bukan, tentang Lembah Silikon (Silicon Valley). Itu desa kecil di California. Bukan kebetulan kalau di sini lahir banyak ide. Miliuner yang dihasilkan lembah ini setiap bulan, mengejutkan. Setiap lima hari, sebuah perusahaan go public di Lembah Silokon!Tahun 1980-an, ”mesin uang” mereka, sektor manufaktur. tahun 1990-an, pebisnis jasa, merupakan gelombang kedua pencetak uang. Pada milenium baru ini, penghasil uang terbesar, adalah kelompok yang bekerja berdasarkan ide. Berikut ini, 20 multimiliuner yang berusia di bawah 40 tahun pada 1 September 1999.Ini berarti sudah waktunya kita mengubah ide yang dapat membantu kita mendapatkan uang tunai, penjualan atau bisnis, dalam kehidupan sehari-hari.Bila Anda merenungkan lebih lanjut, bahwa ternyata setiap masalah yang belum terselesaikan adalah karena kita belum memikirkan ide untuk mecahkannya.”Kekayaan adalah produk dari kapasitas pemikiran manusia.”Amy Rand“Orang dengan ide baru adalah orang aneh – sampai ide itu berhasil.”Mark TwainKadang-kadang dalam pencarian kita untuk suatu pemecahan kita tidak boleh hanya bertahan pada cara pikir lama. Masalahnya sejak sekolah kita terkondisikan demikian, kita hanya punya jawaban yang salah atau benar. Hidup tidak semuanya hitam atau putih. Kadang bisa juga berwama abu-abu bahkan seperti pelangi. Cobalah beberapa ide atau metode yang mungkin. Beberapa mungkin kedengaran gila, tapi mungkin juga berhasil.Harga Sebuah Ide?Berapakah harga sebuah ide ?Coca Cola perusahaan raksasa dunia yang memproduksi minuman berkarbonasi dengan jutaan karyawan, penghasilannya 169 miliar dollar pertahun, mereknya dihargai $ US 69, 6 miliar diatas para kampium yang bisnisnya “lebih bergengsi” seperti Microsoft ($ US 64,1 miliar), IBM ($ US 51,2 miliar), GE ($ US 41,3 miliar), Intel ($ US 30,,9 miliar), Nokia ($ US 30,0 miliar), Disney ($ US 29,3 miliar), dan Mercedez Benz ($ US 21,0 miliar).Pembaca, ide itu mahal. Sering nilainya unlimited. Kalau pun terpaksa harus muncul sebuah angka nominal tertentu untuk harga sebuah ide, lebih karena kepentingan praktis, transaksi atas itu harus berlangsung. Sejatinya, ide sendiri, susah diukur nilainya. Ia bergerak, memberi pengaruh terhadap banyak hal, menciptakan banyak situasi-situasi baru.Kewirausahaan, adalah “jagad ide” yang akan mati saat ide sudah hilang tergantikan dengan rutinitas mekanistik. Rutinitas itu, sering terjadi sebagai dampak psiklogi dunia formal. Ya, tegasnya: pendidikan formal. Korban-korbannya begitu banyak. Mereka bersekolah, tapi kebingungan dalam menyusun kemauannya sendiri. Berbondong-bondong, mengekori sebuah tujuan tertentu, membuat sebuah peluang kerja, menjadi kian sempit lantaran persaingan amat ketat.Padahal, segudang fakta menunjukkan, mereka yang “lepas dari belenggu persekolahan dan penjara pengetahuan”, malah melihat peluang dan membangunkan jiwa kewirausahaan dalam dirinya.Lihat saja, Primagama, bimbingan belajar milik Purdi Chandra, drop out dari Universitas terkemuka, Gajah Mada, kini menjadi satu-satunya bimbingan belajar yang masuk Museum Rekor Indonesia (MURI) memiliki 297 cabang tersebar di 122 kota di Indonesia dengan 107.334 siswa dengan penghasilan tahunan berkisar 300 miliar (data tahun 2003).Jangan Pergi ke Sekolah?Kalau begitu, masih perlukah sekolah? Sangat sesuai jika kata-kata terakhir dari bab ini, kami nukil dari Lerry Ellison, CEO Oracle Corp, orang kedua terkaya di dunia. Pada suatu kesempatan, ia diundang untuk memberi pidato pembukaan untuk wisuda Kelas 2000 Universitas Yale dan ‘diseret turun’ dari panggung sebelum ia menyelesaikan pidatonya. Dibawah ini adalah salinan pidatonya:“Lulusan Yale University, saya minta maaf bila Anda telah mengalami prolog seperti ini sebelumnya, namun saya ingin Anda melakukan sesuatu untuk diri Anda sendiri. Tolong, lihatlah sekeliling Anda dengan baik. Lihatlah teman di sebelah kiri Anda. Lihatlah teman di sebelah kanan Anda. Sekarang pikirkan ini: 5 tahun dari sekarang, 10 tahun dari sekarang, bahkan 30 tahun dari sekarang, kemungkinannya adalah orang disebelah kiri Anda akan menjadi pecundang. Orang di sebelah kanan Anda juga akan jadi pecundang. Dan Anda di tengah? Apa yang Anda harapkan? Pecundang, pecundang, cum laude pecundang.Nyatanya, ketika saya melihat ke hadapan saya sekarang, sayatidak melihat seribu harapan untuk masa depan yang cerah. Saya tidak melihat permimpin masa depan dalam seribu industri. Saya melihat seribu pencundang. Anda kesal. Itu bisa dimengerti.Bagaimanapun, bagaimana saya, Lawrence ‘Larry’ Ellison, seorang yang drop out dari kampus, memiliki keberanian untuk mengatakan omong kosong ini pada lulusan salah satu institusi paling bergengsi bangsa ini? Akan saya katakan sebabnya. Karena saya Lawrence ‘Lerry’ Ellison, orang terkaya di planet ini adalah seorang drop out kuliah dan Anda tidak.Karena Bill Gates, manusia terkaya di planet – saat ini – adalah juga drop out kuliah, dan Anda tidak.Karena Paul Allen, orang ketiga terkaya di planet ini, keluar kampus, dan Anda tidak.Dan berikutnya, karena Michael Dell, No. 9 dari daftar dan bergerak cepat, adalah drop out kampus, dan sekali lagi Anda tidak.Hemmm…Anda sangat kesal. Itu bisa dimengerti. Jadi biarkan saya mengelus ego Anda dengan menunjukkan, dengan jujur, bahwa diploma Anda tidak diperoleh dengan percuma. Kebanyakan dari Anda, saya percaya, telah menghabiskan empat sampai lima tahun di sini, dan dalam banyak hal apa yang Anda telah pelajari dan alami akan berguna bagi Anda di tahun mendatang. Anda telah membuat kebiasaan kerja yang baik. Anda telah membuat jaringan orang yang akan membantu Anda di jalan. Dan Anda telah membuat apa yang akan menjadi hubungan seumur hidup dengan kata ‘tetapi’. Semuanya itu tentu saja baik. Karena sebenarnya Anda akan membutuhkan jaringan itu. Anda akan membutuhkan kebiasaan kerja yang kuat itu. Anda akan membutuhkan terapi.Anda akan membutuhkan mereka karena Anda tidak drop out, dan Anda tidak akan pemah berada di antara orang terkaya di dunia. Oh pasti, Anda bisa, mungkin mendaki jalan Anda ke atas ke No. 10 atau 11, seperti Steve Ballmer. Tapi kemudian, saya tidak perlu mengatakan kepada siapa ia bekerja bukan? Dan, ia drop out dari sekolah persiapan. Agak ketinggalan berkembang.Akhirnya, saya menyadari banyak dari Anda, saya harap kebanyakan dari Anda bertanya-tanya? ”Apakah ada yang bisa kulakukan? Apakah ada harapan untukku?” Tidak ada! Terlambat sudah. Anda telah menyerap terlalu banyak, pikiran Anda tahu terlalu banyak. Anda tidak 19 tahun lagi. Anda memiliki topi yang terbentuk dan saya tidak merujuk pada papan mortar di kepala Anda.Hmm………..Anda sangat kesal. Itu bisa dimengerti. Jadi mungkin ini waktunya untuk membawa garis perak. Bukan untuk Anda, Kelas 2000. Anda sudah dihapuskan, jadi akan saya biarkan Anda mencari pekerjaan yang mengibakan, yang cek gaji Anda ditandatangani oleh teman sekolah Anda yang drop out dua tahun lalu.Sebaliknya, saya ingin memberi harapan bagi semua yang masih sekolah di sini sekarang. Saya katakan kepada Anda, saya tidak bisa menekankan ini. Pergilah. Kemasi barang-barang dan idemu dan jangan kembali. Drop out dan mulailah.Karena bisa saya katakan bahwa topi dan jubah akan menurunkan Anda seperti petugas keamanan ini menarik saya turun dari panggung menurunkan saya.(Pidato, dihentikan!)Ya, sudah dikatakan bahwa abad ke-20 adalah abad di mana gelar akademi dari universitas sangat peting, tapi tidak lagi di abad 21. Kecenderungan ini sudah dimulai di AS, Jepang, dan kemudian di seluruh dunia. Banyak yang drop out dan mulai! Bila Anda punya gelar, itu bagus, tapi jangan jadikan itu sebagai halangan. Jangan biarkan ijazah Anda menentukan jumlah yang bisa Anda dapatkan atau apa yang bisa Anda lakukan.
Di ambil dari buku:
Jangan Mau Gajian Seumur Hidup
Valentino Dinci
Subscribe to:
Posts (Atom)