PENGUNJUNG
BElajar BLOG
- 1. Panduan membuat blog
- 2. Cara setting blog
- 3. Memilih template
- 4. Mengatur huruf dan warna
- 5. Cara memposting artikel
- 6. buat Read more pada template klasik
- 7. Cara membuat Text Area
- 8. Cara membuat menu dropDown
- 9. cara Upload foto
- 10. Cara membuat Link(1)
- 11. Cara membuat Link(2)
- 12. Cara membuat marquee (text berjalan)
- 13. Cara membuat efek Refresh
- 14. Kode HTML tampil pada postingan
- 15. Masalah posting artikel
- 16. Simbol Yahoo! Emoticons
- 17. Simbol Blogger Emoticons
- 18. Cara Pasang jam
- 19. Cara membuat banner animasi
- 20. Cara membuat buku tamu
- 21. HTML Tutorial
- 22. Free Download
- 23. Foto animasi
- 24. Cara pasang Statistik & Tracker
- 25. Perlunya IE dan FireFox
- 26. Cara pasang musik
- 27. Logo & Button
- 28. Membuat Menu D Tree (menu mirip pada windows explorer)
- 29. HTML Tutorial(2)
- 30. Membuat Read more pada template baru
- 31. User Online status
- 32. Cara membuat blogroll Alternatif
- 33. Cara pasang gambar
- 34. Cara membuat Icon YM
- 35. cara pasang Video
- 36. Daftar Mybloglog
- 37. Membuat Navigasi dengan CSS
- 38. Template baru VS template Klasik
- 39. Membuat Penggalan Artikel
- 40. Membuat Link Untuk Download
- 41. Menu Dropdown dengan JavaScript
- 42. Menu Dropdown dengan JavaScript (2)
- 43. Cara Membuat Favicon
- 44. Pasang Recent Comments
- 45. Text Berjalan di Bar menu
- 46. Rotating banner
- 47. Cara membuat kategori (label)
- 48. Read more versi baru
- 49. Pasang Link di New Blogger Template
- 50. Cara Pasang Feed di Blog
- 51. Pasang Banner di Header Blog
- 52. Membuat Banner Bertaburan
- 53. Tips Menghilangkan Border Image
- 54. Cara membuat Navigasi Dengan Css (2)
- 55. Mengatur Perataan Posting Artikel
- 56. Tips Mengganti Background Blog
- 57. Pasang Image pada judul Artikel
- 58. Membuat link satu halaman
- 59. Photo profile berbingkai
- 60. Photo profile berbingkai
- 61. Gambar berbingkai
- 62. Image dalam kode marquee
- 63. Pasang kode tuker link
- 64. Cara daftar search engine
- 65. Cepat terindeks di google
- 66. Pasang Kalender
- 67. Hilangkan garis bawah Link
- 68. Ubah Warna Link
- 69. Pelacak IP Address
- 70. Pasang Jadwal Sholat
- 71. Mengubah lebar kolom template
- 72. Daftar Google Sitemap
- 73. Daftar Feedburner
- 74. Pasang Snaps Shots
- 75. membuat navbar
- 76. pasang label cloud
- 77. Membuat tulisan bergaya koran
- 78. horizontal dropdown menu
- 79. membuat marquee text dalam gambar
- 80. Marquee dengan Javascript
- 81. Siapa yang pasang link ke blog kita
- 82. Kotak komentar dengan haloscan
- 83. Cara membuat daftar isi blog
- 84. Cara menghilangkan Subcribe to
- 85. Tips menambah kolom pada template baru
- 86. Setting Widget Mybloglog
- 87. membuat kursor animasi
- 88. Download Mini Icon
- 89. Menyisipkan Mini icon pada label
- 90. Lebih jauh mengenai Read more
- 100. Cara menghilangkan navbar Blogger
- 101. Cara membuat frame iklan
- 102. Cara mengganti warna sidebar pada template minima
- 103. menyisipkan Icon pada View Profile
- 104. Baca feed melalui Google Reader
- 105. Cara Upload data ke Google Page Creator
- 106. Cara membuat ONLINE BOOKMARK
- 107. mengenal perintah Iframe
- 108. Cara menampilakan karakter khusus
- 109. tutorial software HTML Color V.1.4
- 110. Cara pasang search engine di blog
- 111. Membuat sidebar ada di kiri dan kanan
- 112. Tutorial software scott box shot maker
- 113. Menambah emoticons di shoutbox
- 114. Tips membuat multi kolom
- 115. Cara membuat tabel di blog
- 116. Membuat kotak komentar langsung di halaman posting
- 117. Horizontal tab menu j
- 118. Horiontal tab menu 10
- 119. POp up generator
- 120. Backup blog secara Online
- 121. Atasi error widget harus unik
- 122. Backup data dalam widget
- 123. Pasang fasilitas print
- 124. Trik mudah membuat Read more
- 125. Kotak komentar langsung dalam post untuk template klasik
- 126. Pasang google talk di blog
- 127. Pasang feed dalam kode marquee
- 128. Pasang yahoo messenger (2)
- 129. Pasang google talk di blog (2)
- 130. Hilangkan angka dalam label
- 131. Tips Search Engine Optimization (SEO)
- 132. Pasang Game di blog
- 133. Free CSS menu tabs 6
- 134. Setor muka via gravatar
- 135. membuat gambar thumbnail
- 136. Read more sejajar dengan posting
- 137. Pasang tombol digg
- 138. Upload gambar ke yahoo geocities
- 139. Pasang favicon
- 140. Drop down menu sama lebar
- 141. Drop down menu dengan CSS
- 142. membuat daftsr isi (2)
- 143. Pasang widget post terbaru dan komentar terbaru
- 144. pasang yahoo emoticon (2)
- 145. install assteg emoticon ke post editor
- 146. membuat background posting berbeda-beda
- 147. Pasang iklan google adsense di bawah posting
- 148. Pasang iklan kliksaya.com di bawah read more
- 149. cara membagi dua kolom header
- 150. Install Emoticon More-smilies Cosa aranda ke Editor Posting
- 151. Buat Tulisan bergaya web 2.0 secara Online
- 152. Ziddu - free file hosting
- 153. Tutorial navigasi : Dynamic-FX Slide-In menu
- 154. Free Logo Maker
- 155. Cara Membuat Favicon (2)
- 156. Atasi error copy paste kode wordpress
- 157. fitur-fitur baru dari Blogger.com
- 158. Setting komentar di bawah posting
- 159. Kotak Komentar di bawah Posting
- 160. membuat efek Photo Blur
- 161. Mengubah Lebar Arsip Dropdown
- 162. Cara mengcopy gambar di layar monitor
- 163. menyimpan widget di bawah header
- 164. Cara membuat elemen Persis di bawah header
- 165. Mengatur Tampilan Judul Sidebar
- 166. Google Docs : pasang data excel di blog
- 167. Mengatur tampilan judul posting
- 168. Widget baru mybloglog
- 169. fitur baru blogger
- 170. Membuat warna link berkedip
Link's
Friday, December 19, 2008
20 Rambu Dalam Hidup Bermasyarakat
9:55 AM | Posted by
Moh Yahya |
Edit Post
Oleh: Mochamad Bugi
Islam sangat mendorong pemeluknya hidup bermasyarakat secara sehat. Islam
mencela orang yang mengasingkan diri dari kehidupan sosial. Untuk itu, Islam
memberi rambu-rambu agar seorang muslim bisa hidup berdampingan dalam
masyarakatnya dengan sehat tanpa merugikan satu sama lain. Berikut ini 20
rambu tersebut.
1. Saling memberi nasihat
Saling menasihati adalah salah satu bentuk kesetiaan seorang muslim kepada
saudara muslimnya yang lain. Nasihat juga adalah bukti kesempurnaan dan
lengkapnya keshalihan seseorang dalam beragama.
Dari Tamim Ad-Daari r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya agama
(ad-din) itu an-nashihah. " Kami bertanya, "Nasihat bagi siapakah, ya
Rasulullah?" Beliau menjawab, "Bagi Allah, bagi Kitab-Nya, bagi Rasul-Nya,
dan bagi para imam/ulama muslimin dan bagi orang-orang awam di antara
kalian." (Muslim no. 55)
Dari Jabir bin Abdullah r.a. yang berkata, aku membai'at Rasulullah saw.
untuk (mau) mendengar dan menaati (Islam). Lalu beliau mengajariku,
"(Lakukanlah) apa yang dapat kamu lakukan dan (hendaknya) kamu menasihati
kepada setiap muslim." (Bukhari no. 7204)
Jadi, saat turun bermasyarakat seorang muslim senantiasa menggunakan
kesempatan itu untuk saling menasihati. Pertama, saling mengingatkan untuk
menjaga keikhlasan hanya untuk Allah swt. semata. Kedua, saling menasihati
untuk membenarkan dan menyakini bahwa Al-Qur'an itu benar dan diamalkan
sebagai pedoman hidup. Ketiga, saling mengingatkan untuk mengakui kebenaran
Muhammad sebagai Nabi dan Rasul-Nya, untuk taat pada setiap perintahnya,
serta meneladani dan melanjutkan risalah dakwahnya.
Keempat, mengingatkan imam/ulama jika mereka menyimpang dan taat kepada
mereka dalam kebenaran. Kelima, menasihati orang awam dalam bentuk
membimbing mereka untuk memperoleh kemaslahatan.
2. Jauhi Perbuatan Zalim
Dalam sebuah hadits qudsi, Abu Dzar r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw.
berkata bahwa Allah swt. berfirman, "Hai hamba-hamba- Ku, sesungguhnya Aku
mengharamkan perbuatan zalim atas diri-Ku dan Aku jadikan kezaliman it
uharam di atanramu, maka janganlah kamu saling menzalimi." (Muslim no. 2577)
Dari Jabir bin Abdullah r.a. bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda,
"Muslim (sejati) itu ialah yang dapat menyelamatkan muslim lain dari
gangguan lidah dan tangannya." (Muslim no. 41)
3. Berakhlak Mulia
Abdullah bin 'Amr bin Ash r.a. berkata Rasulullah saw itu bukanlah seorang
yang buruk perkataanya dan tidak berusaha untuk melakukan hal seperti itu.
Bahkan Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya termasuk orang-orang pilihan
di antaramu adalah yang paling bagus akhlaknya." (Bukhari no. 3559 dan
Muslim no. 2331)
Dari Abu Darda bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Tidak ada sesuatu yang
paling berat timbangannya bagi mukmin pada hari kiamat daripada akhlak yang
bagus. Dan sesungguhnya Allah membenci orang yang buruk tutur katanya dan
jorok (cabul)." (Abu Dawud no. 4799 dan Turmudzi no. 2003)
Dari Jabir bin Abdullah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya
yang paling aku cintai di antara kamu dan paling dekat kedudukannya denganku
pada hari kiamat adalah yang paling bagus akhlaknya. Dan sesungguhnya yang
paling aku benci di antara kamu dan paling jauh tempatnya dariku pada hari
kiamat adalah orang yang banyak bicara tanpa manfaat, yang banyak bicara
dibuat-buat, dan memenuhi mulutnya dengan segala macam perkataan (tak
berbobot)." (Turmudzi no. 2018))
4. Saling membantu dalam kebaikan
Seorang muslim hendaknya suka membantu sesamanya. Ini perintah Rasulullah
saw. seperti yang diriwayatkan Abdullah bin Umar, "Muslim itu saudara(nya)
muslim. Ia tidak boleh menzaliminya dan tidak boleh menyerahkannya ke tangan
musuh. Barangsiapa yang berkenan memenuhi hajat kebutuhan saudaranya, maka
Allah pasti memenuhi hajatnya. Barangsiapa melepaskan suatu kesulitan
muslim, maka Allah akan melepaskan darinya salah satu kesulitannya pada hari
kiamat. Dan barangsiapa yang menutupi (aib) muslim, maka Allah akan menutupi
(aib)nya pada hari kiamat." (Bukhari no. 2442 dan Muslim no. 2580)
Abu Hurairah juga meriyaratkan hadits yang mirip. Rasulullah saw. bersabda,
"Barangsiapa yang melepaskan suatu kesusahan seroang mukmin di antara
berbagai kesusahan dunia, maka Allah akan melepaskan darinya salah satu di
antara berbagai kesulitan pada hari kiamat. Barangsiapa yang memudahkan
orang yang mendapatkan kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan
baginya di dunia dan akhirat. Dan barangsiapa yang menutupi aib seorang
muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah itu
akan selalu membantu hamba jika ia mau membantu saudaranya. Dan barangsiapa
yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya
jalan untuk menuju surga. Tidak ada suatu kaum yang berkumpul di salah satu
rumah Allah seraya membaca kitab Allah -Al-Qur'an-dan mereka mempelajari
Al-Qur'an tersebut kecuali akan turun kepada mereka ketenangan dan mereka
pun akan diliputi rahmat Allah serta mereka akan diliputi malaikan, bahkan
Allah pun akan menyebut-nyebut mereka di hadapan makhluk lain di sisi-Nya.
Serta, barangsiapa yang menangguhkan amal ibadahnya, maka tidak akan
dipercepat keturunannya. " (Muslim no. 2699)
5. Suka berkorban dan memberi
Dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Tangan yang di atas
lebih baik daripada tangan yang di bawah. Tangan yang di atas itu ialah
tangan yang memberi; sedangkan tangan yang di bawah ialah yang
meminta-minta. " (Bukhari no. 1429 dan Muslim no. 1033)
Abdullah bin Umar juga mengabarkan bahwa Rasulullah saw. bersabda dalam
khutbahnya, "Jauhilah olehmu sifat kikir. Sebab, orang-orang sebelum kamu
itu hancur karena kikir. (Pemimpin mereka) memerintahkan mereka untuk kikir,
lalu mereka pun kikir; ia memerintahkan untuk memutuskan hubungan
(persaudaraan) lalu mereka pun memutuskan hubungan (persaudaraan) ; dan ia
memerintahkannya untuk berbuat durhaka, mereka pun melakukan perbuatan
durhaka," (Abu Dawud no. 1698, Hakim no. 415, dan shahih al-jami' no. 2675)
6. Mengatakan kebenaran
Seorang muslim selalu mengatakan hal yang benar. Meskipun perkataan itu akan
pahit dirasakan karena mengenai dirinya sendiri atau berhadapan dengan
penguasa. Abu Sa'id Al-Kudri r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. shalat
bersama kami pada shalat ashar di siang hari. Lalu ia berdiri untuk
berkhutbah. Tiada ia meninggalkan suatu berita tentang (dan untuk menuju)
akhirat kecuali ia memberitahukannya kepada kami. Berita itu akan dihapal
oleh orang yang menghapalkannya dan akan dilupakan oleh orang yang
melupakannya. Dan di antara yang disabdakannya adalah, "Ingatlah, jangan
sampai ada seorang pun terhalang oleh wibawa (kharisma) seseorang untuk
mengatakan (dan memperjuangkan) yang hak jika ia mengetahuinya. " (Turmudzi
no. 2191, Ibnu Majah no. 4007, Hakim no. 506, dan Silsilah Shahihah no. 168)
Zaid bin Abdullah bin Umar r.a. bercerita bahwa ada sejumlah orang yang
berkata kepada Abdullah bin Umar, "Kita sungguh akan memasuki (menghadap)
Sultan atau Amir kita. Maka kita (mesti) mengatakan kepada mereka apa yang
berbeda dengan apa yang kita katakan jika kita keluar dari sisi mereka."
Lalu Abdullah bin Umar r.a. berkata, "Kami menganggap yang seperti itu di
masa Rasulullah saw. sebagai kemunafikan. " (Bukhari no. 7178)
Semoga kita bisa selalu istiqomah untuk mengatakan hal yang benar kepada
siapapun sehingga kita tidak tergolong orang yang memiliki sifat munafik.
7. Mengajak berbuat baik
Salah satu tujuan seorang muslim bergaul dengan masyarakat di sekitar
dirinya adalah dalam rangka mengajak mereka untuk berbuat kebaikan. Dan ini
adalah perintah Allah swt., "Hendaklah ada di antara kamu sekelompok orang
yang mengajak kepada kebaikan dan melarang perbuatan munkar. Dan mereka
itulah orang-orang yang beruntung." (Ali Imrah: 110)
Dan mengajak orang melakukan kebaikan sungguh besar pahalanya. Rasululllah
saw. bersabda –seperti yang diterima dari Abu Sa'id Al-Kudri–, "Barangsiapa
yang mengajak/menunjukka n kepada kebaikan, maka ia berhak mendapatkan pahala
sebesar pahala orang yang melakukannya. " (Muslim no. 1893)
Abu Hurairah r.a. juga meriwayatkan hadits serupa. Rasulullah saw. bersabda,
"Barangsiapa yang mengajak kepada kebenaran, maka ia akan mendapatkan pahala
seperti pahala orang-orang yang mengikutinya, tidak berkurang dari pahala
mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan, maka ia
akan mendapatkan dosa sebesar dosa orang-orang yang mengikutinya, tidak
berkurang dari dosa mereka sedikitpun." (Muslim no. 2674)
8. Menjauhi perbuatan munkar
Di manapun seorang muslim berada, ia selalu punya energi untuk mencegah
dirinya dan orang di sekitarnya dari melakukan perbuatan munkar. Abu Sa'id
Al-Kudri mengabarkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa di antara
kamu yang melihat kemunkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan
tangannya; jika tidak dapat, maka hendaknya ia mengubahnya dengan lidahnya;
jika tidak dapat dengan itu, maka dengan hatinya, dan ini adalah keimanan
yang paling rendah." (Muslim no. 49)
Rasulullah saw. sangat melarang seorang muslim menjadi orang yang permisif
dengan kemunkaran. 'Ars bin Umairah Al-Kindi r.a. menyampaikan bahwa
Rasulullah saw. bersabda, "Jika suatu kesalahan/dosa diperbuat di buka bumi,
maka orang yang menyaksikannya dan membencinya lalu mengingkarinya seperti
orang yang tidak ada di situ –tidak mengetahuinya– dan barangsiapa yang
tidak ada di sana –tidak mengetahuinya– tetapi meridhainya, ia seperti orang
yang menyaksikannya. " (Abu Dawud no. 4345 dan Shahihul Jami' no. 7020)
9. Sabar dan murah hati
Bergaul dengan sesama tentu membutuhkan kesiapan mental dan kestabilan
emosional. Sebab, manusia beragam sifatnya. Sifat sabar dan murah hati
adalah bekal yang harus disiapkan seorang muslim. Apalagi Allah swt. dalam
surat Ali Imran ayat 134 menjadikan dua sifat ini sebagai ciri ketakwaan.
"Bergegaslah menuju ampunan Tuhanmu dan surga yang seluas langit dan bumi
disiapkan untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yang
mendermakan (hartanya) di waktu senang maupun ketika menderita, dan
orang-orang yang menahan marahnya serta yang memaafkan kesalahan orang lain.
Dan Allah itu suka kepada orang-orang yang (suka) berbuat baik."
Bahkan Rasulullah saw. menyebut orang yang mampu menahan marah, bersabar,
dan bermurah hati sebagai jagoan. Abu Hurairah merekam sabda Rasulullah saw.
ini, "Orang jagoan itu bukanlah ditentukan dengan (jagoan) gulat. Justru
orang jagoan itu ialah orang yang dapat menahan dirinya ketika marah."
(Bukhari no. 6114 dan Muslim no. 2609). Subhanallah! Jika setiap manusia
mampu mengamalkan sabda Rasulullah saw. ini tentu sengketa, perselisihan,
konflik, perseteruan, perang, dan pertumpahan darah akan menjadi hal yang
langka di muka bumi ini.
10. Pemaaf, toleran, dan tawadhu'
Bergaul dengan masyarakat tentu tak selamanya harmonis. Kadang ada geserkan
karena sesuatu hal. Dan menyimpan dendam adalah ciri pribadi yang tidak
sehat dalam bergaul dengan masyarakat. Allah swt. justru mengajarkan kepada
kita untuk menjadi orang yang pemaaf. Bahkan, membalas keburukan dengan
kebaikan. "Balaslah keburukan dengan cara yang baik." (Al-Mu'minun: 96)
Sebab, ketika kita memberi maaf, memberi toleransi, dan tawadhu, itu semua
tidak membuat kita hina. Justru terlihat mulia di sisi. Abu Hurairah r.a.
merekam bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Tiada berkurang harta karena
sedekah, dan tiada Allah menambah seseorang karena (mau) memaafkan kecuali
kemuliaan, dan tidak ada seorang hamba pun yang tawadhu' (merendahkan diri)
karena Allah kecuali Allah akan mengangkatnya. " (Muslim no. 2588)
Dari 'Iyadh bin Khimar r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya
Allah swt. telah mewahyukan kepadaku supaya kamu saling bertawadhu' sehingga
tidak ada seorang pun yang bertindak lalim atas yang lain dan tidak ada
seorang pun yang membanggakan diri atas yang lain." (Muslim no. 2865)
Bahkan, sifat merendah menjadi ciri ahli surga. Dan sebaliknya, kasar, tidak
sabaran, congkak, dan sombong adalah ciri ahli neraka. Diterima dari
Haritsah bin Wahab r.a. bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda,
"Senangkah kalian jika aku beritahukan tentang ahli surga? Ia (ahli surga
itu), setiap orang yang lemah dan memandang diri (sendiri) lemah, yang jika
bersumpah kepada Allah pasti dikabulkan. Dan, sukakah kalian aku beritahukan
tentang ahli neraka? Ia (ahli neraka itu) adalah setiap orang yang kasar,
tidak sabaran, dan congkak lagi sombong." (Bukhari no. 4918 dan Muslim no.
2853)
11. Sopan, santun, dan ramah
Suatu ketika pernah sekelompok orang Yahudi menemui Rasulullah saw. Mereka
berkata, "Al-saam 'alaika (semoga engkau dikenai racun)." Aisyah mendengar
dan mengerti maksud kata-kata itu lantas membalas, "'Alaikum al-saam wa
al-la'nah (semoga racun itu untukmu disertai kutukan)." Rasulullah saw.
berkata kepada Aisyah, "Jangan begitu Aisyah. Sesungguhnya Allah menyukai
sifat lemah lembut dalam segala urusan." Aisyah berkata, "Wahai Rasulullah,
tidakkah engkau dengar apa yang mereka katakan?" Rasulullah saw. menjawab,
"Telah aku jawab, wa 'alaikum." (Bukhari no. 6024)
Di hadits yang sama, dalam riwayat Bukhari no. 6030 disebutkan Rasulullah
saw. berkata kepada Aisyah, "Hai Aisyah, engkau mesti lemah lembut (tidak
kasar), dan jauhilah olehmu sifat kasar/kejam dan keji/kotor." Sedangkan
dalam riwayat Muslim no. 2165, Rasulullah saw. berkata, "Hai Aisyah,
janganlah berlaku keji/kotor." Masih diriwayat Muslim yang lain, Rasulullah
saw. berkata, "Jangan begitu, hai Aisyah. Sebab, Allah tidak menyukai
perbuatan keji dan mengata-ngatai secara kotor."
Begitulah Rasulullah saw. mengajarkan kepada kita dalam berinteraksi dengan
orang lain. Bahkan, dengan orang yang jelas-jelas punya maksud buruk
terhadap diri kita. Sebab, sifat lemah lembut dan santun tidak boleh hilang
dari diri kita. Dari Aisyah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda,
"Sesungguhnya sifat lemah lembut itu tidak ada pada sesuatu kecuali
menghiasinya dan tidak tercabut dari sesuatu barang kecuali menjadi
kotor/jeleklah barang itu." (Muslim no. 2594)
Dari Aisyah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah itu
Maha Lembut dan menyukai kelembutan, dan Dia memberi (kepada seseorang)
karena kelembutan(nya) apa yang tidak diberikan-Nya (kepada seseorang)
karena kekejaman(nya) dan apa yang tidak diberikan-Nya kepada orang yang
mempunyai sifat selain sifat kejam." (Muslim no. 2593)
Karena itu, Rasulullah saw. tidak ingin seorang muslim menjadi pengutuk. Abu
Hurairah r.a. menyampaikan kepada kita bahwa Rasulullah saw. bersabda,
"Tidaklah pantas bagi shiddiq, mukmin yang bagus imannya, untuk menjadi
pengutuk." (Muslim 2597)
Dari Abdullah bin Mas'ud r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Mukmin itu
bukanlah pencemar nama baik orang, bukan pengutuk, dan bukan pelaku
perbuatan keji, serta bukan yang buruk tutur katanya." (Turmudzi no. 1977
dan Silsilah Shahihah no. 320)
Dari Abu Darda r.a. bahwa Rasululllah saw. bersabda, "Tidak ada sesuatu pun
yang lebih berat dalam timbangan amal seorang mukmin pada hari kiamat
daripada akhlak yang bagus (mulia). Dan sesungguhnya Allah itu membenci
orang yang suka melakukan perbuatan keji dan buruk tutur katanya." (Abu
Dawud no. 4799, Turmudzi no. 2002, Silsilah Shahihah no. 876, dan Shahihul
Jami no. 5597)
Karena itu, Rasulullah saw. melarang seorang muslim mencela muslim yang
lain. Dari Abdullah bin Mas'ud r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Mencela
muslim itu perbuatan durhaka (fusuuq) dan membunuh muslim adalah suatu
kekufuran." (Bukhari no. 48 dan 6044, Muslim no. 64 dan 116)
12. Bertutur kata yang baik
Dari diri kita yang paling harus dijaga dalam bergaul dengan masyarakat
adalah lidah kita. Tidak sedikit orang celaka karena tidak mampu mengontrol
perkataannya.
Mu'adz bin Jabal r.a. diajarkan langsung tentang hal itu oleh Rasulullah
saw. "Senangkah kamu jika aku beritahukan apa yang menguasai (mencukupi) itu
semua?" Mu'adz menjawab, "Tentu, wahai Rasulullah saw." Rasulullah saw.
bersabda, "Tahanlah olehmu ini!" Rasulullah saw. menunjuk lidahnya. Mu'adz
berkata, "Wahai Nabiyullah, apakah kita akan dituntut dengan apa yang kita
ucapkan?" Rasulullah saw. menjawab, "Celakalah kamu, wahai Mu'adz, bukankah
manusia dapat tersungkur ke dalam neraka hanya karena kata-kata yang keluar
dari lidahnya?"
Karena itu, menjaga lidah bukan hanya selamat diri dari kemarahan orang yang
mendengar, tetapi juga selamat dari siksa neraka. Sahal bin Sa'ad Al-Sa'idi
r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Siapa yang menjamin
(memelihara) untukku apa yang ada di antara kedua kakinya dan apa yang ada
di antara kedua janggutnya (lidahnya), aku menjamin baginya (masuk) surga."
(Bukhari no. 6474 dan 6807)
Uqbah bin 'Amir r.a. berkata, "Wahai Rasulullah, di manakah tempat
keselamatan itu?" Rasulullah menjawab, "Tahanlah lidahmu, rumahmu meski
mencukupimu dan menangislah atas segala kesalahanmu. " (Turmudzi no. 2406 dan
Silsilah Shahihah no. 890)
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia mengucapkan kata-kata yang
baik atau diam." (Bukhari no. 5185 dan Muslim no. 47)
13. Berkhitmat kepada kaum muslimin
Allah swt. berfirman, "Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara."
(Al-Hujurat: 10). Karena dekatnya hubungan satu muslim dengan muslim yang
lain sebagai saudara, jika ada yang sakit maka semua merasa sakit.
Anas bin Malik r.a. berkata, "Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, 'Tidak
sempurna iman seseorang di antaramu kecuali jika ia mencintai saudaranya
sebagaimana yang ia cintai untuk dirinya." (Bukhari no. 13 dan Muslim no.
45)
Dari Nu'man bin Basyir r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Perumpamaan
orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan saling
membantu itu bagaikan satu jasad. Jika ada di antaranya yang merasa sakit,
maka semua unsur jasad ikut tidak tidur dan merasa demam." (Bukhari no. 6011
dan Muslim no. 2586)
Karena itu, tak heran jika Rasulullah saw. mengancam seorang muslim yang
tidak peduli dengan saudara muslimnya. Dari Hudzaifah Bin Yaman r.a.
berkata, Rasulullah saw. bersabda, "Siapa yang tidak ihtimam (peduli)
terhadap urusan umat Islam, maka bukan golongan mereka." (HR At-Tabrani)
Anas bin Malik pernah menemani Jarir bin Abdullah Al-Bajali dalam sebuah
perjalanan. Jarir berkhitmat kepada Anas, padahal usianya lebih tua daripada
Anas. Ini membuat anak tak enak. "Jangan engkau lakukan itu," Jarir
menjawab, "Aku telah melihat orang-orang Anshar memuliakan Rasulullah saw.
dan mereka melakukan sesuatu kepadanya, aku bertekad untuk tidak bertemu
dengan salah seorang di antara mereka (kaum Anshar) kecuali aku
memuliakannya dan berkhidmat kepadanya karena keutamaan/kemuliaan seperti
itu." (Bukhari no. 2888 dan Muslim no. 2513)
Sungguh mulia Jarir dan sungguh mulia kita jika bisa saling berkhitmat
dengan sesama.
14. Suka menolong
Allah swt. berfirman, "Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan
ketakwaan; dan janganlah kamu saling menolong dalam perbuatan dosa dan
permusuhan." (Al-Ma'idah: 2)
Anas bin Malik r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Tolonglah
saudaramu, baik ia sebagai penganiaya maupun sebagai yang teraniaya." Ada
yang berkata, "Wahai Rasulullah, aku dapat menolongnya jika teraniaya. Lalu,
bagaimana caranya menolong yang menganiaya?" Rasulullah saw. menjawab,
"Engkau harus menghalanginya dari perbuatan zalimnya. Itulah cara
meolongnya." (Bukhari no. 2443)
Dari Abu Darda r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa yang
membela harga diri (martabat) saudaranya, maka Allah akan menolak dari
wajahnya api neraka pada hari kiamat." (Turmudzi no. 1931 dan Ahmad no. 449)
15. Memiliki sifat sayang
Dari Jarir bin Abdullah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Allah tidak
menyayangi orang yang tidak menyayangi orang lain." Dalam riwayat lain,
"Barangsiapa yang tidak sayang kepada manuasi, maka ia tidak disayangi
Allah." (Bukhari no. 6013 dan Muslim no. 2319)
Dari Abdullah bin 'Amr bin Ash r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Para
penyayang akan disayangi Allah Yang Maha Penyayang. Sayangilah yang ada di
muka bumi, kamu pasti disayangi yang di langit." (Abu Dawud no. 4941,
Turmudzi no. 1924, Silsilah Shahihah no. 925)
Dari Anas bin Malik r.a. dan Abdullah bin Abbas r.a. bahwa Rasulullah saw.
bersabda, "Bukanlah dari kelompok kami orang yang tidak sayang kepada yang
kecil dan tidak hormat pada yang lebih besar (tua)." (Turmudzi no. 1919)
16. Punya rasa malu dan mengendalikan pandangan
Malu adalah ciri khas seorang muslim. Karena itu Rasulullah saw. membela
seseorang yang punya rasa malu dari celaan orang lain. Dari Abdullah bin
Umar bahwa Rasulullah saw. pernah melewati seseorang yang mencela saudaranya
karena rasa malunya dengan mengatakan, "Kamu ini terlalu pemalu," sehingga
dikatakan, "Sungguh kamu celaka." Maka Rasulullah saw. pun bersabda,
"Biarkanlah ia, sebab malu itu bagian dari iman." (Bukhari no. 24 dan Muslim
no. 36)
Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Iman itu enam
puluh sekian cabang, dan malu sebagai satu cabang dari keimanan itu."
(Bukhari no. 9 dan Muslim no. 350)
Sedangkan tentang mengendalikan pandangan, Allah swt. berfirman, "Katakanlah
kepada kaum mukminin: hendahnya mereka mengendalikan pandangannya dan
memelihara kemaluannya. Itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada kaum mukminat,
hendaknya mereka mengendalikan pandangannya dan memelihara kemaluannya. "
(An-Nur: 31)
17. Tidak suka menjilat
Seorang muslim hendaknya menjauhi kebiasaan menjilat dan memuji secara
berlebihan. Sebab, hal itu dilarang oleh Rasulullah saw. Dari Abu Musa
Al'Asy'ari r.a. bahwa Rasulullah saw. penah mendengar seseorang menyanjung
seseorang seya memujinya secara berlebihan, lalu beliau bersabda, "Kamu yang
memutuskan punggungnya. " (Bukhari no. 2663 dan Muslim no. 3001)
Bahkan kita diajarkan Rasulullah saw. untuk menaburkan tanah ke wajah orang
yang berusaha menjilat. Pernah seseorang memuji-muji Usman. Miqdad kemdian
maju dan berlutut pada kedua lutut orang itu, lalu menumpahkan kerikil ke
wajahnya. Usman berkata, "Apa yang kamu lakukan itu?" Miqdad menjawab,
"Sesungguhnya Rasulullah saw. pernah bersabda, 'Jika kamu melihat
orang-orang yang suka memuji-muji (menjilat), maka tumpahkanlah tanah pada
wajahnnya." (Muslim no.3002)
18. Jangan jadi beban masyarakat
'Auf bin Malik Al-Asyja'i berkata, kami sembilan atau delapan atau bertujuh
orang pernah berada di sisi Rasulullah saw. Beliau bersabda, "Mengapakah
kalian tidak berbai'at kepada Rasulullah?" Sebetulnya kami baru (beberapa
hari) saja melakukan bai'at. Beliau bersabda lagi, "Mengapa kalian tidak
membai'at Rasulullah?" Kami membentangkan tangan-tangan kami dan berkata,
"Kami telah berbai'at kepada engkau, wahai Rasulullah, lalu atas dasar apa
lagi kami mesti membai'atmu? " Rasulullah saw. bersabda, "Kamu mesti
berbai'at supaya tidak menyembah selain Allah dan tidak menyekutukan- Nya
dengan sesuatu pun, melakukan shalat lima waktu, dan untuk mau mendengar dan
mentaati." Lalu beliau bersabda, "Janganlah kamu meminta sedikitpun kepada
manusia." Maka aku betul-betul melihat sebagian di antara mereka -sembilan
atau delapan atau tujuh orang yang berbai'at itu-ketika terjatuh cemeti
salah seorang di antara mereka, ternyata ia tidak meminta kepada seseorang
pun untuk mengembalikan untuknya." (Muslim no. 1043)
Begitulah ajaran Rasulullah saw. agar kita bersikap ghina 'anin-naas (merasa
cukup dari manusia) dan hanya meminta kepada Allah swt.
19. Sabar menghadapi kesulitan hidup
Adalah tabiat hidup di dunia penuh dengan kesulitan hidup: ada kesedihan,
ada penyakit, dan ada penderitaan. Kesemuanya itu membutuhkan kesabaran.
Sebab, segala kesulitan hidup memang diciptakan Allah swt. untuk
mengingatkan akan fananya dunia ini dan menumbuhkan rasa rindu dalam hati
seorang mukmin akan kampung akhirat yang kekal dan penuh kenikmatan.
Dari Abu Sa'id Al-Khudri r.a. dan Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw.
bersabda, "Tiada menimpa kepada mukmin, baik berupa penyakit atau kelelahan,
atau berupa penyakit atau kesedihan bahkan kegundahan yang memusingkannya
kecuali Allah akan menghapuskan dengan itu segala dosanya." (Bukhari no.
5641 dan Muslim no. 2573)
Dari Shuhaib r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Sungguh ajaib urusan
orang mukmin itu, sesungguhnya segala urusannya baik baginya. Dan itu tidak
ada kecuali bagi mukmin. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur, dan
itu menjadi kebaikan baginya. Dan jika ia ditimpa musibah/bencana, ia
bersabar dan itu menjadi kebaikan baginya." (Muslim no. 2999)
20. Punya ukuran tentang baik dan buruk
Begitu banyak peristiwa dan masalah yang timbul akibat interaksi kita dengan
masyarakat. Dan bisa jadi semua itu tidak membuat nyaman hati kita. Apalagi
bila menyangkut halal-haram, baik-buruk, boleh-tidak boleh, patut-tidak
patut. Karena itu, kita harus punya ukuran yang menjadi standar dalam
memilah semua peristiwa dan masalah yang ditimbulkan akibat interaksi kita
dengan orang lain. Ukuran itu adalah syari'at.
Nu'man bin Basyir r.a. berkata, aku pernah mendengar Rasulullah saw.
bersabda, "Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di
antara yang halan dan haram itu ada hal-hal yang musytabihat yang tidak
diketahui oleh kebanyakan orang. Tetapi, barangsiapa yang menjauhi yang
musytabihat, ia telah membebaskan agama dan kehormatannya. Dan barangsiapa
yang terjerumus ke dalam musytabihat, pasti terjerumus ke dalam yang haram.
Hal itu bagaikan penggembala yang menggembala di sekitar kebun dikhawatirkan
gembalaannya itu masuk ke dalamnya. Ingatlah, sesungguhnya bagi setiap raja
itu ada kebun larangannya, dan sesungguhnya kebun larangan Allah itu segala
yang diharamkan-Nya. " (Bukhari no. 52 dan Muslim 1599)
Nawas bin Sam'an r.a. berkata, aku pernah bertanya kepada Rasulullah saw.
tentang kebaikan dan dosa. Rasulullah saw. menjawab, "Al-Birr (kebaikan) itu
adalah akhlak yang mulia; sedangkan dosa ialah apa yang berdetik -disertai
dengan keraguan-dalam dadamu dan engkau tidak suka jika orang lain
mengetahuinya. (Muslim no. 2553)
Begitulah 20 rambu bagi kita dalam hidup bermasyarakat. Jika kita amalkan,
kita akan menjadi orang yang diharapkan kehadirannya di tengah masyarakat.
Ketika kita pergi, orang-orang di sekitar kita menangisi kepergian kita.
http://www.dakwatuna.com/2008/20-rambu-dalam-hidup-bermasyarakat/
Islam sangat mendorong pemeluknya hidup bermasyarakat secara sehat. Islam
mencela orang yang mengasingkan diri dari kehidupan sosial. Untuk itu, Islam
memberi rambu-rambu agar seorang muslim bisa hidup berdampingan dalam
masyarakatnya dengan sehat tanpa merugikan satu sama lain. Berikut ini 20
rambu tersebut.
1. Saling memberi nasihat
Saling menasihati adalah salah satu bentuk kesetiaan seorang muslim kepada
saudara muslimnya yang lain. Nasihat juga adalah bukti kesempurnaan dan
lengkapnya keshalihan seseorang dalam beragama.
Dari Tamim Ad-Daari r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya agama
(ad-din) itu an-nashihah. " Kami bertanya, "Nasihat bagi siapakah, ya
Rasulullah?" Beliau menjawab, "Bagi Allah, bagi Kitab-Nya, bagi Rasul-Nya,
dan bagi para imam/ulama muslimin dan bagi orang-orang awam di antara
kalian." (Muslim no. 55)
Dari Jabir bin Abdullah r.a. yang berkata, aku membai'at Rasulullah saw.
untuk (mau) mendengar dan menaati (Islam). Lalu beliau mengajariku,
"(Lakukanlah) apa yang dapat kamu lakukan dan (hendaknya) kamu menasihati
kepada setiap muslim." (Bukhari no. 7204)
Jadi, saat turun bermasyarakat seorang muslim senantiasa menggunakan
kesempatan itu untuk saling menasihati. Pertama, saling mengingatkan untuk
menjaga keikhlasan hanya untuk Allah swt. semata. Kedua, saling menasihati
untuk membenarkan dan menyakini bahwa Al-Qur'an itu benar dan diamalkan
sebagai pedoman hidup. Ketiga, saling mengingatkan untuk mengakui kebenaran
Muhammad sebagai Nabi dan Rasul-Nya, untuk taat pada setiap perintahnya,
serta meneladani dan melanjutkan risalah dakwahnya.
Keempat, mengingatkan imam/ulama jika mereka menyimpang dan taat kepada
mereka dalam kebenaran. Kelima, menasihati orang awam dalam bentuk
membimbing mereka untuk memperoleh kemaslahatan.
2. Jauhi Perbuatan Zalim
Dalam sebuah hadits qudsi, Abu Dzar r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw.
berkata bahwa Allah swt. berfirman, "Hai hamba-hamba- Ku, sesungguhnya Aku
mengharamkan perbuatan zalim atas diri-Ku dan Aku jadikan kezaliman it
uharam di atanramu, maka janganlah kamu saling menzalimi." (Muslim no. 2577)
Dari Jabir bin Abdullah r.a. bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda,
"Muslim (sejati) itu ialah yang dapat menyelamatkan muslim lain dari
gangguan lidah dan tangannya." (Muslim no. 41)
3. Berakhlak Mulia
Abdullah bin 'Amr bin Ash r.a. berkata Rasulullah saw itu bukanlah seorang
yang buruk perkataanya dan tidak berusaha untuk melakukan hal seperti itu.
Bahkan Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya termasuk orang-orang pilihan
di antaramu adalah yang paling bagus akhlaknya." (Bukhari no. 3559 dan
Muslim no. 2331)
Dari Abu Darda bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Tidak ada sesuatu yang
paling berat timbangannya bagi mukmin pada hari kiamat daripada akhlak yang
bagus. Dan sesungguhnya Allah membenci orang yang buruk tutur katanya dan
jorok (cabul)." (Abu Dawud no. 4799 dan Turmudzi no. 2003)
Dari Jabir bin Abdullah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya
yang paling aku cintai di antara kamu dan paling dekat kedudukannya denganku
pada hari kiamat adalah yang paling bagus akhlaknya. Dan sesungguhnya yang
paling aku benci di antara kamu dan paling jauh tempatnya dariku pada hari
kiamat adalah orang yang banyak bicara tanpa manfaat, yang banyak bicara
dibuat-buat, dan memenuhi mulutnya dengan segala macam perkataan (tak
berbobot)." (Turmudzi no. 2018))
4. Saling membantu dalam kebaikan
Seorang muslim hendaknya suka membantu sesamanya. Ini perintah Rasulullah
saw. seperti yang diriwayatkan Abdullah bin Umar, "Muslim itu saudara(nya)
muslim. Ia tidak boleh menzaliminya dan tidak boleh menyerahkannya ke tangan
musuh. Barangsiapa yang berkenan memenuhi hajat kebutuhan saudaranya, maka
Allah pasti memenuhi hajatnya. Barangsiapa melepaskan suatu kesulitan
muslim, maka Allah akan melepaskan darinya salah satu kesulitannya pada hari
kiamat. Dan barangsiapa yang menutupi (aib) muslim, maka Allah akan menutupi
(aib)nya pada hari kiamat." (Bukhari no. 2442 dan Muslim no. 2580)
Abu Hurairah juga meriyaratkan hadits yang mirip. Rasulullah saw. bersabda,
"Barangsiapa yang melepaskan suatu kesusahan seroang mukmin di antara
berbagai kesusahan dunia, maka Allah akan melepaskan darinya salah satu di
antara berbagai kesulitan pada hari kiamat. Barangsiapa yang memudahkan
orang yang mendapatkan kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan
baginya di dunia dan akhirat. Dan barangsiapa yang menutupi aib seorang
muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah itu
akan selalu membantu hamba jika ia mau membantu saudaranya. Dan barangsiapa
yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya
jalan untuk menuju surga. Tidak ada suatu kaum yang berkumpul di salah satu
rumah Allah seraya membaca kitab Allah -Al-Qur'an-dan mereka mempelajari
Al-Qur'an tersebut kecuali akan turun kepada mereka ketenangan dan mereka
pun akan diliputi rahmat Allah serta mereka akan diliputi malaikan, bahkan
Allah pun akan menyebut-nyebut mereka di hadapan makhluk lain di sisi-Nya.
Serta, barangsiapa yang menangguhkan amal ibadahnya, maka tidak akan
dipercepat keturunannya. " (Muslim no. 2699)
5. Suka berkorban dan memberi
Dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Tangan yang di atas
lebih baik daripada tangan yang di bawah. Tangan yang di atas itu ialah
tangan yang memberi; sedangkan tangan yang di bawah ialah yang
meminta-minta. " (Bukhari no. 1429 dan Muslim no. 1033)
Abdullah bin Umar juga mengabarkan bahwa Rasulullah saw. bersabda dalam
khutbahnya, "Jauhilah olehmu sifat kikir. Sebab, orang-orang sebelum kamu
itu hancur karena kikir. (Pemimpin mereka) memerintahkan mereka untuk kikir,
lalu mereka pun kikir; ia memerintahkan untuk memutuskan hubungan
(persaudaraan) lalu mereka pun memutuskan hubungan (persaudaraan) ; dan ia
memerintahkannya untuk berbuat durhaka, mereka pun melakukan perbuatan
durhaka," (Abu Dawud no. 1698, Hakim no. 415, dan shahih al-jami' no. 2675)
6. Mengatakan kebenaran
Seorang muslim selalu mengatakan hal yang benar. Meskipun perkataan itu akan
pahit dirasakan karena mengenai dirinya sendiri atau berhadapan dengan
penguasa. Abu Sa'id Al-Kudri r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. shalat
bersama kami pada shalat ashar di siang hari. Lalu ia berdiri untuk
berkhutbah. Tiada ia meninggalkan suatu berita tentang (dan untuk menuju)
akhirat kecuali ia memberitahukannya kepada kami. Berita itu akan dihapal
oleh orang yang menghapalkannya dan akan dilupakan oleh orang yang
melupakannya. Dan di antara yang disabdakannya adalah, "Ingatlah, jangan
sampai ada seorang pun terhalang oleh wibawa (kharisma) seseorang untuk
mengatakan (dan memperjuangkan) yang hak jika ia mengetahuinya. " (Turmudzi
no. 2191, Ibnu Majah no. 4007, Hakim no. 506, dan Silsilah Shahihah no. 168)
Zaid bin Abdullah bin Umar r.a. bercerita bahwa ada sejumlah orang yang
berkata kepada Abdullah bin Umar, "Kita sungguh akan memasuki (menghadap)
Sultan atau Amir kita. Maka kita (mesti) mengatakan kepada mereka apa yang
berbeda dengan apa yang kita katakan jika kita keluar dari sisi mereka."
Lalu Abdullah bin Umar r.a. berkata, "Kami menganggap yang seperti itu di
masa Rasulullah saw. sebagai kemunafikan. " (Bukhari no. 7178)
Semoga kita bisa selalu istiqomah untuk mengatakan hal yang benar kepada
siapapun sehingga kita tidak tergolong orang yang memiliki sifat munafik.
7. Mengajak berbuat baik
Salah satu tujuan seorang muslim bergaul dengan masyarakat di sekitar
dirinya adalah dalam rangka mengajak mereka untuk berbuat kebaikan. Dan ini
adalah perintah Allah swt., "Hendaklah ada di antara kamu sekelompok orang
yang mengajak kepada kebaikan dan melarang perbuatan munkar. Dan mereka
itulah orang-orang yang beruntung." (Ali Imrah: 110)
Dan mengajak orang melakukan kebaikan sungguh besar pahalanya. Rasululllah
saw. bersabda –seperti yang diterima dari Abu Sa'id Al-Kudri–, "Barangsiapa
yang mengajak/menunjukka n kepada kebaikan, maka ia berhak mendapatkan pahala
sebesar pahala orang yang melakukannya. " (Muslim no. 1893)
Abu Hurairah r.a. juga meriwayatkan hadits serupa. Rasulullah saw. bersabda,
"Barangsiapa yang mengajak kepada kebenaran, maka ia akan mendapatkan pahala
seperti pahala orang-orang yang mengikutinya, tidak berkurang dari pahala
mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan, maka ia
akan mendapatkan dosa sebesar dosa orang-orang yang mengikutinya, tidak
berkurang dari dosa mereka sedikitpun." (Muslim no. 2674)
8. Menjauhi perbuatan munkar
Di manapun seorang muslim berada, ia selalu punya energi untuk mencegah
dirinya dan orang di sekitarnya dari melakukan perbuatan munkar. Abu Sa'id
Al-Kudri mengabarkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa di antara
kamu yang melihat kemunkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan
tangannya; jika tidak dapat, maka hendaknya ia mengubahnya dengan lidahnya;
jika tidak dapat dengan itu, maka dengan hatinya, dan ini adalah keimanan
yang paling rendah." (Muslim no. 49)
Rasulullah saw. sangat melarang seorang muslim menjadi orang yang permisif
dengan kemunkaran. 'Ars bin Umairah Al-Kindi r.a. menyampaikan bahwa
Rasulullah saw. bersabda, "Jika suatu kesalahan/dosa diperbuat di buka bumi,
maka orang yang menyaksikannya dan membencinya lalu mengingkarinya seperti
orang yang tidak ada di situ –tidak mengetahuinya– dan barangsiapa yang
tidak ada di sana –tidak mengetahuinya– tetapi meridhainya, ia seperti orang
yang menyaksikannya. " (Abu Dawud no. 4345 dan Shahihul Jami' no. 7020)
9. Sabar dan murah hati
Bergaul dengan sesama tentu membutuhkan kesiapan mental dan kestabilan
emosional. Sebab, manusia beragam sifatnya. Sifat sabar dan murah hati
adalah bekal yang harus disiapkan seorang muslim. Apalagi Allah swt. dalam
surat Ali Imran ayat 134 menjadikan dua sifat ini sebagai ciri ketakwaan.
"Bergegaslah menuju ampunan Tuhanmu dan surga yang seluas langit dan bumi
disiapkan untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yang
mendermakan (hartanya) di waktu senang maupun ketika menderita, dan
orang-orang yang menahan marahnya serta yang memaafkan kesalahan orang lain.
Dan Allah itu suka kepada orang-orang yang (suka) berbuat baik."
Bahkan Rasulullah saw. menyebut orang yang mampu menahan marah, bersabar,
dan bermurah hati sebagai jagoan. Abu Hurairah merekam sabda Rasulullah saw.
ini, "Orang jagoan itu bukanlah ditentukan dengan (jagoan) gulat. Justru
orang jagoan itu ialah orang yang dapat menahan dirinya ketika marah."
(Bukhari no. 6114 dan Muslim no. 2609). Subhanallah! Jika setiap manusia
mampu mengamalkan sabda Rasulullah saw. ini tentu sengketa, perselisihan,
konflik, perseteruan, perang, dan pertumpahan darah akan menjadi hal yang
langka di muka bumi ini.
10. Pemaaf, toleran, dan tawadhu'
Bergaul dengan masyarakat tentu tak selamanya harmonis. Kadang ada geserkan
karena sesuatu hal. Dan menyimpan dendam adalah ciri pribadi yang tidak
sehat dalam bergaul dengan masyarakat. Allah swt. justru mengajarkan kepada
kita untuk menjadi orang yang pemaaf. Bahkan, membalas keburukan dengan
kebaikan. "Balaslah keburukan dengan cara yang baik." (Al-Mu'minun: 96)
Sebab, ketika kita memberi maaf, memberi toleransi, dan tawadhu, itu semua
tidak membuat kita hina. Justru terlihat mulia di sisi. Abu Hurairah r.a.
merekam bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Tiada berkurang harta karena
sedekah, dan tiada Allah menambah seseorang karena (mau) memaafkan kecuali
kemuliaan, dan tidak ada seorang hamba pun yang tawadhu' (merendahkan diri)
karena Allah kecuali Allah akan mengangkatnya. " (Muslim no. 2588)
Dari 'Iyadh bin Khimar r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya
Allah swt. telah mewahyukan kepadaku supaya kamu saling bertawadhu' sehingga
tidak ada seorang pun yang bertindak lalim atas yang lain dan tidak ada
seorang pun yang membanggakan diri atas yang lain." (Muslim no. 2865)
Bahkan, sifat merendah menjadi ciri ahli surga. Dan sebaliknya, kasar, tidak
sabaran, congkak, dan sombong adalah ciri ahli neraka. Diterima dari
Haritsah bin Wahab r.a. bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda,
"Senangkah kalian jika aku beritahukan tentang ahli surga? Ia (ahli surga
itu), setiap orang yang lemah dan memandang diri (sendiri) lemah, yang jika
bersumpah kepada Allah pasti dikabulkan. Dan, sukakah kalian aku beritahukan
tentang ahli neraka? Ia (ahli neraka itu) adalah setiap orang yang kasar,
tidak sabaran, dan congkak lagi sombong." (Bukhari no. 4918 dan Muslim no.
2853)
11. Sopan, santun, dan ramah
Suatu ketika pernah sekelompok orang Yahudi menemui Rasulullah saw. Mereka
berkata, "Al-saam 'alaika (semoga engkau dikenai racun)." Aisyah mendengar
dan mengerti maksud kata-kata itu lantas membalas, "'Alaikum al-saam wa
al-la'nah (semoga racun itu untukmu disertai kutukan)." Rasulullah saw.
berkata kepada Aisyah, "Jangan begitu Aisyah. Sesungguhnya Allah menyukai
sifat lemah lembut dalam segala urusan." Aisyah berkata, "Wahai Rasulullah,
tidakkah engkau dengar apa yang mereka katakan?" Rasulullah saw. menjawab,
"Telah aku jawab, wa 'alaikum." (Bukhari no. 6024)
Di hadits yang sama, dalam riwayat Bukhari no. 6030 disebutkan Rasulullah
saw. berkata kepada Aisyah, "Hai Aisyah, engkau mesti lemah lembut (tidak
kasar), dan jauhilah olehmu sifat kasar/kejam dan keji/kotor." Sedangkan
dalam riwayat Muslim no. 2165, Rasulullah saw. berkata, "Hai Aisyah,
janganlah berlaku keji/kotor." Masih diriwayat Muslim yang lain, Rasulullah
saw. berkata, "Jangan begitu, hai Aisyah. Sebab, Allah tidak menyukai
perbuatan keji dan mengata-ngatai secara kotor."
Begitulah Rasulullah saw. mengajarkan kepada kita dalam berinteraksi dengan
orang lain. Bahkan, dengan orang yang jelas-jelas punya maksud buruk
terhadap diri kita. Sebab, sifat lemah lembut dan santun tidak boleh hilang
dari diri kita. Dari Aisyah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda,
"Sesungguhnya sifat lemah lembut itu tidak ada pada sesuatu kecuali
menghiasinya dan tidak tercabut dari sesuatu barang kecuali menjadi
kotor/jeleklah barang itu." (Muslim no. 2594)
Dari Aisyah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah itu
Maha Lembut dan menyukai kelembutan, dan Dia memberi (kepada seseorang)
karena kelembutan(nya) apa yang tidak diberikan-Nya (kepada seseorang)
karena kekejaman(nya) dan apa yang tidak diberikan-Nya kepada orang yang
mempunyai sifat selain sifat kejam." (Muslim no. 2593)
Karena itu, Rasulullah saw. tidak ingin seorang muslim menjadi pengutuk. Abu
Hurairah r.a. menyampaikan kepada kita bahwa Rasulullah saw. bersabda,
"Tidaklah pantas bagi shiddiq, mukmin yang bagus imannya, untuk menjadi
pengutuk." (Muslim 2597)
Dari Abdullah bin Mas'ud r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Mukmin itu
bukanlah pencemar nama baik orang, bukan pengutuk, dan bukan pelaku
perbuatan keji, serta bukan yang buruk tutur katanya." (Turmudzi no. 1977
dan Silsilah Shahihah no. 320)
Dari Abu Darda r.a. bahwa Rasululllah saw. bersabda, "Tidak ada sesuatu pun
yang lebih berat dalam timbangan amal seorang mukmin pada hari kiamat
daripada akhlak yang bagus (mulia). Dan sesungguhnya Allah itu membenci
orang yang suka melakukan perbuatan keji dan buruk tutur katanya." (Abu
Dawud no. 4799, Turmudzi no. 2002, Silsilah Shahihah no. 876, dan Shahihul
Jami no. 5597)
Karena itu, Rasulullah saw. melarang seorang muslim mencela muslim yang
lain. Dari Abdullah bin Mas'ud r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Mencela
muslim itu perbuatan durhaka (fusuuq) dan membunuh muslim adalah suatu
kekufuran." (Bukhari no. 48 dan 6044, Muslim no. 64 dan 116)
12. Bertutur kata yang baik
Dari diri kita yang paling harus dijaga dalam bergaul dengan masyarakat
adalah lidah kita. Tidak sedikit orang celaka karena tidak mampu mengontrol
perkataannya.
Mu'adz bin Jabal r.a. diajarkan langsung tentang hal itu oleh Rasulullah
saw. "Senangkah kamu jika aku beritahukan apa yang menguasai (mencukupi) itu
semua?" Mu'adz menjawab, "Tentu, wahai Rasulullah saw." Rasulullah saw.
bersabda, "Tahanlah olehmu ini!" Rasulullah saw. menunjuk lidahnya. Mu'adz
berkata, "Wahai Nabiyullah, apakah kita akan dituntut dengan apa yang kita
ucapkan?" Rasulullah saw. menjawab, "Celakalah kamu, wahai Mu'adz, bukankah
manusia dapat tersungkur ke dalam neraka hanya karena kata-kata yang keluar
dari lidahnya?"
Karena itu, menjaga lidah bukan hanya selamat diri dari kemarahan orang yang
mendengar, tetapi juga selamat dari siksa neraka. Sahal bin Sa'ad Al-Sa'idi
r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Siapa yang menjamin
(memelihara) untukku apa yang ada di antara kedua kakinya dan apa yang ada
di antara kedua janggutnya (lidahnya), aku menjamin baginya (masuk) surga."
(Bukhari no. 6474 dan 6807)
Uqbah bin 'Amir r.a. berkata, "Wahai Rasulullah, di manakah tempat
keselamatan itu?" Rasulullah menjawab, "Tahanlah lidahmu, rumahmu meski
mencukupimu dan menangislah atas segala kesalahanmu. " (Turmudzi no. 2406 dan
Silsilah Shahihah no. 890)
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia mengucapkan kata-kata yang
baik atau diam." (Bukhari no. 5185 dan Muslim no. 47)
13. Berkhitmat kepada kaum muslimin
Allah swt. berfirman, "Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara."
(Al-Hujurat: 10). Karena dekatnya hubungan satu muslim dengan muslim yang
lain sebagai saudara, jika ada yang sakit maka semua merasa sakit.
Anas bin Malik r.a. berkata, "Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, 'Tidak
sempurna iman seseorang di antaramu kecuali jika ia mencintai saudaranya
sebagaimana yang ia cintai untuk dirinya." (Bukhari no. 13 dan Muslim no.
45)
Dari Nu'man bin Basyir r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Perumpamaan
orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan saling
membantu itu bagaikan satu jasad. Jika ada di antaranya yang merasa sakit,
maka semua unsur jasad ikut tidak tidur dan merasa demam." (Bukhari no. 6011
dan Muslim no. 2586)
Karena itu, tak heran jika Rasulullah saw. mengancam seorang muslim yang
tidak peduli dengan saudara muslimnya. Dari Hudzaifah Bin Yaman r.a.
berkata, Rasulullah saw. bersabda, "Siapa yang tidak ihtimam (peduli)
terhadap urusan umat Islam, maka bukan golongan mereka." (HR At-Tabrani)
Anas bin Malik pernah menemani Jarir bin Abdullah Al-Bajali dalam sebuah
perjalanan. Jarir berkhitmat kepada Anas, padahal usianya lebih tua daripada
Anas. Ini membuat anak tak enak. "Jangan engkau lakukan itu," Jarir
menjawab, "Aku telah melihat orang-orang Anshar memuliakan Rasulullah saw.
dan mereka melakukan sesuatu kepadanya, aku bertekad untuk tidak bertemu
dengan salah seorang di antara mereka (kaum Anshar) kecuali aku
memuliakannya dan berkhidmat kepadanya karena keutamaan/kemuliaan seperti
itu." (Bukhari no. 2888 dan Muslim no. 2513)
Sungguh mulia Jarir dan sungguh mulia kita jika bisa saling berkhitmat
dengan sesama.
14. Suka menolong
Allah swt. berfirman, "Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan
ketakwaan; dan janganlah kamu saling menolong dalam perbuatan dosa dan
permusuhan." (Al-Ma'idah: 2)
Anas bin Malik r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Tolonglah
saudaramu, baik ia sebagai penganiaya maupun sebagai yang teraniaya." Ada
yang berkata, "Wahai Rasulullah, aku dapat menolongnya jika teraniaya. Lalu,
bagaimana caranya menolong yang menganiaya?" Rasulullah saw. menjawab,
"Engkau harus menghalanginya dari perbuatan zalimnya. Itulah cara
meolongnya." (Bukhari no. 2443)
Dari Abu Darda r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa yang
membela harga diri (martabat) saudaranya, maka Allah akan menolak dari
wajahnya api neraka pada hari kiamat." (Turmudzi no. 1931 dan Ahmad no. 449)
15. Memiliki sifat sayang
Dari Jarir bin Abdullah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Allah tidak
menyayangi orang yang tidak menyayangi orang lain." Dalam riwayat lain,
"Barangsiapa yang tidak sayang kepada manuasi, maka ia tidak disayangi
Allah." (Bukhari no. 6013 dan Muslim no. 2319)
Dari Abdullah bin 'Amr bin Ash r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Para
penyayang akan disayangi Allah Yang Maha Penyayang. Sayangilah yang ada di
muka bumi, kamu pasti disayangi yang di langit." (Abu Dawud no. 4941,
Turmudzi no. 1924, Silsilah Shahihah no. 925)
Dari Anas bin Malik r.a. dan Abdullah bin Abbas r.a. bahwa Rasulullah saw.
bersabda, "Bukanlah dari kelompok kami orang yang tidak sayang kepada yang
kecil dan tidak hormat pada yang lebih besar (tua)." (Turmudzi no. 1919)
16. Punya rasa malu dan mengendalikan pandangan
Malu adalah ciri khas seorang muslim. Karena itu Rasulullah saw. membela
seseorang yang punya rasa malu dari celaan orang lain. Dari Abdullah bin
Umar bahwa Rasulullah saw. pernah melewati seseorang yang mencela saudaranya
karena rasa malunya dengan mengatakan, "Kamu ini terlalu pemalu," sehingga
dikatakan, "Sungguh kamu celaka." Maka Rasulullah saw. pun bersabda,
"Biarkanlah ia, sebab malu itu bagian dari iman." (Bukhari no. 24 dan Muslim
no. 36)
Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Iman itu enam
puluh sekian cabang, dan malu sebagai satu cabang dari keimanan itu."
(Bukhari no. 9 dan Muslim no. 350)
Sedangkan tentang mengendalikan pandangan, Allah swt. berfirman, "Katakanlah
kepada kaum mukminin: hendahnya mereka mengendalikan pandangannya dan
memelihara kemaluannya. Itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada kaum mukminat,
hendaknya mereka mengendalikan pandangannya dan memelihara kemaluannya. "
(An-Nur: 31)
17. Tidak suka menjilat
Seorang muslim hendaknya menjauhi kebiasaan menjilat dan memuji secara
berlebihan. Sebab, hal itu dilarang oleh Rasulullah saw. Dari Abu Musa
Al'Asy'ari r.a. bahwa Rasulullah saw. penah mendengar seseorang menyanjung
seseorang seya memujinya secara berlebihan, lalu beliau bersabda, "Kamu yang
memutuskan punggungnya. " (Bukhari no. 2663 dan Muslim no. 3001)
Bahkan kita diajarkan Rasulullah saw. untuk menaburkan tanah ke wajah orang
yang berusaha menjilat. Pernah seseorang memuji-muji Usman. Miqdad kemdian
maju dan berlutut pada kedua lutut orang itu, lalu menumpahkan kerikil ke
wajahnya. Usman berkata, "Apa yang kamu lakukan itu?" Miqdad menjawab,
"Sesungguhnya Rasulullah saw. pernah bersabda, 'Jika kamu melihat
orang-orang yang suka memuji-muji (menjilat), maka tumpahkanlah tanah pada
wajahnnya." (Muslim no.3002)
18. Jangan jadi beban masyarakat
'Auf bin Malik Al-Asyja'i berkata, kami sembilan atau delapan atau bertujuh
orang pernah berada di sisi Rasulullah saw. Beliau bersabda, "Mengapakah
kalian tidak berbai'at kepada Rasulullah?" Sebetulnya kami baru (beberapa
hari) saja melakukan bai'at. Beliau bersabda lagi, "Mengapa kalian tidak
membai'at Rasulullah?" Kami membentangkan tangan-tangan kami dan berkata,
"Kami telah berbai'at kepada engkau, wahai Rasulullah, lalu atas dasar apa
lagi kami mesti membai'atmu? " Rasulullah saw. bersabda, "Kamu mesti
berbai'at supaya tidak menyembah selain Allah dan tidak menyekutukan- Nya
dengan sesuatu pun, melakukan shalat lima waktu, dan untuk mau mendengar dan
mentaati." Lalu beliau bersabda, "Janganlah kamu meminta sedikitpun kepada
manusia." Maka aku betul-betul melihat sebagian di antara mereka -sembilan
atau delapan atau tujuh orang yang berbai'at itu-ketika terjatuh cemeti
salah seorang di antara mereka, ternyata ia tidak meminta kepada seseorang
pun untuk mengembalikan untuknya." (Muslim no. 1043)
Begitulah ajaran Rasulullah saw. agar kita bersikap ghina 'anin-naas (merasa
cukup dari manusia) dan hanya meminta kepada Allah swt.
19. Sabar menghadapi kesulitan hidup
Adalah tabiat hidup di dunia penuh dengan kesulitan hidup: ada kesedihan,
ada penyakit, dan ada penderitaan. Kesemuanya itu membutuhkan kesabaran.
Sebab, segala kesulitan hidup memang diciptakan Allah swt. untuk
mengingatkan akan fananya dunia ini dan menumbuhkan rasa rindu dalam hati
seorang mukmin akan kampung akhirat yang kekal dan penuh kenikmatan.
Dari Abu Sa'id Al-Khudri r.a. dan Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw.
bersabda, "Tiada menimpa kepada mukmin, baik berupa penyakit atau kelelahan,
atau berupa penyakit atau kesedihan bahkan kegundahan yang memusingkannya
kecuali Allah akan menghapuskan dengan itu segala dosanya." (Bukhari no.
5641 dan Muslim no. 2573)
Dari Shuhaib r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Sungguh ajaib urusan
orang mukmin itu, sesungguhnya segala urusannya baik baginya. Dan itu tidak
ada kecuali bagi mukmin. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur, dan
itu menjadi kebaikan baginya. Dan jika ia ditimpa musibah/bencana, ia
bersabar dan itu menjadi kebaikan baginya." (Muslim no. 2999)
20. Punya ukuran tentang baik dan buruk
Begitu banyak peristiwa dan masalah yang timbul akibat interaksi kita dengan
masyarakat. Dan bisa jadi semua itu tidak membuat nyaman hati kita. Apalagi
bila menyangkut halal-haram, baik-buruk, boleh-tidak boleh, patut-tidak
patut. Karena itu, kita harus punya ukuran yang menjadi standar dalam
memilah semua peristiwa dan masalah yang ditimbulkan akibat interaksi kita
dengan orang lain. Ukuran itu adalah syari'at.
Nu'man bin Basyir r.a. berkata, aku pernah mendengar Rasulullah saw.
bersabda, "Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di
antara yang halan dan haram itu ada hal-hal yang musytabihat yang tidak
diketahui oleh kebanyakan orang. Tetapi, barangsiapa yang menjauhi yang
musytabihat, ia telah membebaskan agama dan kehormatannya. Dan barangsiapa
yang terjerumus ke dalam musytabihat, pasti terjerumus ke dalam yang haram.
Hal itu bagaikan penggembala yang menggembala di sekitar kebun dikhawatirkan
gembalaannya itu masuk ke dalamnya. Ingatlah, sesungguhnya bagi setiap raja
itu ada kebun larangannya, dan sesungguhnya kebun larangan Allah itu segala
yang diharamkan-Nya. " (Bukhari no. 52 dan Muslim 1599)
Nawas bin Sam'an r.a. berkata, aku pernah bertanya kepada Rasulullah saw.
tentang kebaikan dan dosa. Rasulullah saw. menjawab, "Al-Birr (kebaikan) itu
adalah akhlak yang mulia; sedangkan dosa ialah apa yang berdetik -disertai
dengan keraguan-dalam dadamu dan engkau tidak suka jika orang lain
mengetahuinya. (Muslim no. 2553)
Begitulah 20 rambu bagi kita dalam hidup bermasyarakat. Jika kita amalkan,
kita akan menjadi orang yang diharapkan kehadirannya di tengah masyarakat.
Ketika kita pergi, orang-orang di sekitar kita menangisi kepergian kita.
http://www.dakwatuna.com/2008/20-rambu-dalam-hidup-bermasyarakat/
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment